Jumat, 02 Desember 2016

Indonesia- Rusia Terkunci di Pembicaraan Intensif Soal Kesepakatan Su-35


SU-35 / Tass

Jakarta dan Moskow masih terkunci dalam pembicaraan intensif untuk mencapai kesepakatan penjualan jet tempur Su-35. Kabar terakhir dari Rusia menyebutkan, kesepakatan telah mencapai kemajuan dan akan mencakup pembelian 10 jet tempur yang disebut NATO sebagai Flanker-E tersebut.
“Ada prospek dan pembicaraan yang sangat intensif,” kata ajudan presiden Rusia yang bertanggung jawab pada  kerjasama pertahanan dan teknologi, Vladimir Kozhin, mengatakan kepada TASS News Agency Kamis 1 Desember 2016. Namun Kozhin tidak memberikan rincian  detail  dari negosiasi kontrak yang sedang berlangsung.
Selama lebih dari satu tahun sekarang, Rusia telah mendorong  keras untuk bisa menjual jet tempur generasi ke-4++ ke Indonesia. Namun,kesepakatan muncul tenggelam.
Bulan lalu, kata seorang pejabat pertahanan Indonesia dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters mengatakan  Indonesia tertarik untuk membeli  sembilan atau sepuluh jet tempur Su-35S. “Kami masih melakukan negosiasi,” tambahnya. “Kami masih tawar-menawar, ‘berapa banyak yang Anda ingin mereka jual untuk kita?'”
Selain itu, manajer senior eksportir senjata Rusia  , Rosoboronexport, menegaskan bahwa pembicaraan bilateral terus dilakukan. “Pembicaraan bilateral pengiriman jet tempur multirole  Su-35 sedang dilakukan sangat aktif,” kata Sergei Goreslavsky selama Pameran Indo Defense 2016 di Jakarta awal November lalu.
Sebuah komisi kerjasama militer-teknis bersama memulai pembicaraan di akhir November 2015 di Jakarta untuk membahas rincian kontrak, termasuk transfer teknologi. Indonesia menerapkan aturan  setidaknya 35 persen dari teknologi pesawat harus  ditransfer ke negara itu sebagai bagian dari kesepakatan pertahanan.
Rusia dan Indonesia gagal untuk menandatangani kontrak pada awal 2016 ketika sejumlah pihak memperkirakan kesepakatan ini akan diteken  selama KTT Rusia-ASEAN Mei 2016, tetapi hal itu tidak terwujud.  Juga, tidak ada kontrak yang ditandatangani  selama kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu ke Moskow pada bulan April, 2016.
Rincian yang tepat dari kesepakatan jet tempur Indonesia-Rusia masih belum diketahui. Sejumah laporan masih saling bertentangan, terutama tentang jumlah pesawat.
Awalnya,  Indonesia diperkirakan akan membeli 16 pesawat tempur baru. Jumlah ini kemudian turun menjadi  10 ketika pembicaraan berkembang. Laporan lain menyebutkan hanya delapan unit yang dibeli dengan opsi menambah dua pesawat. Kontrak di bawah negosiasi juga mencakup pelatihan pilot dan transfer pengetahuan melalui program pertukaran militer.
TNI Angkatan Udara saat ini  sedang melakukan  upaya modernisasi senjata utamanya. Pada tahun 2018, mereka  mengharapkan untuk melantik sepuluh jet tempur F-16A / B di samping 14 yang saat ini dalam pelayanan. Indonesia juga mengoperasikan pesawat tempur Rusia yang lebih tua termasuk 11 Su-30 dan lima Su-27.
Sumber: JT, Diplomat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar