Senin, 19 Desember 2016

Indonesia Bangun Pabrik Propelan











PT Dahana (Persero) tengah menggarap proyek ambisius. BUMN produsen bahan peledak dan senjata tersebut sedang membangun pabrik komponen rudal dan roket pertama serta terbesar di Asia.

Pabrik akan dibangun di atas lahan seluas lima hektar. Lokasinya di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Senior Manager Pengelola Aset PT Dahana, Andri Pugiantoro mengatakan, pembangunan pabrik propelan (bahan kimia) tersebut ditargetkan harus selesai dalam kurun waktu selama 3 tahun ke depan.

"Jika pabrik ini sudah selesai, maka akan mampu memproduksi hingga 800 ton Propelan per tahun," ujar Andri, Jumat (16/12).

"Ini pertama di Asia, dan baru ada di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Subang, yang diharapakan pembangunan pabriknya ini bisa selesai sesuai dengan target," lanjut dia.

Seperti diketahui, propelan merupakan sejenis bahan kimia yang digunakan untuk komponen pembuatan rudal dan roket.

Dijelaskannya, selama ini Indonesia selalu mendatangkan propelan untuk bahan baku rudal dan roket dari luar negeri, tetapi ke depan, Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri, sehingga akan mendatangkan devisa negara, apalagi bahan bakunya 60 persen ada di Indonesia.

"Propelan sendiri terdiri dari senyawa fuel, oksidator, dan adiktif. Proses pengayaan senyawa tersebut menghasilkan propelan base, dengan fuel, dan oksidator, yang terpadu dalam satu senyawa kimia, seperti nitroselulosa, nitrogliserin dan nitroguaridin, yang menjadi bahan baku rudal dan roket," imbuhnya.

Andri menegaskan, sebelum pabrik Propelan dibangun, pihaknya terlebih dahulu sudah membangun pabrik Nitro Gloserin (NG), dan pabrik Nitro celullose (NC), yang menjadi bahan utama pembuatan propelan di kawasan Energetic Material Center (EMC). Adapun dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik Propelan tersebut diperkirakan lebih dari Rp 5 triliun.

"Paling sedikit kita butuh dana Rp 5 triliun. Dan kemungkinan besar lebih dari itu," pungkasnya.

Senin, 05 Desember 2016

[Video] Penembakan MLRS Kostrad


Pada video dibawah, latihan penembakan beberapa roket dilakukan Yon Armed 10 Kostrad dengan menggunakan alutsista terbarunya dari Brasil di wilayah Kebumen.

Video diambil dari Youtube :


Sabtu, 03 Desember 2016

KRI Fatahillah-361 Lebih Modern dan Canggih ⚓ Selesai perbaharui sistem alutsista dan kapal




PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) telah merampungkan modernisasi KRI Fatahillah-361, yang adalah kapal perang jenis perusak kawal berpeluru kendali yang memiliki bobot 1.450 ton pesanan Kementerian Pertahanan.

“Alhamdulillah, kami bisa merampungkan pesanan secara tepat waktu dan tidak sampai dua tahun, bahkan lebih awal. Modernisasi ini adalah kali pertama dilakukan Kemenhan untuk jenis kapal perang,” kata Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), Imam Sulistiyanto, saat penyerahan kapal kepada Kementerian Pertahanan, di galangan kapal Tanjung Perak, Surabaya, Jumat.

Ia mengatakan, KRI Fatahillah-361 merupakan kapal perang buatan Belanda pada 1973, yang saat ini telah memiliki teknologi dan persenjataan terbaru dan modern.

“Daya tempur KRI Fatahillah-361 saat ini sama dengan kapal modern, yakni memiliki command management system, di antaranya sistem pendorong, yang kami perbaiki dengan kerja sama Ultra dari Inggris,” katanya.

Bahkan, kata Sulistyanto, beberapa persenjataan atau peluru kendali kapal perang dengan dua sumbu baling-baling yang masing-masing berkekuatan 8.000 bhp itu sudah diuji coba tembakan, dengan hasil keseluruhan tembakan tepat sasaran.

KRI Fatahillah-361 dilengkapi senjata modern, di antaranya radar Decca AC 1229, pemandu tembakan signal, surface search, dan signal DA 05.


KRI Fatahillah 361 kepada TNI AL setelah menjalani MLU. [IMF]

“KRI Fatahillah-361 yang awal komponenya sekitar 80 persen tidak terpakai itu, kini memiliki sistem sonar yang menggunakan signal PHS 32 (Hull Mounted), dan sistem pengecoh yang menggunakan 2 Knewbworth Corvus 3 – tubed launchers dan 1 T-Mk 6 torpedo decoy,” katanya.

Selain memiliki persenjataan canggih, kapal berkapasitas 82 awak kapal itu juga memiliki lambung kapal yang dikerjakan sendiri oleh anak bangsa, dan dilengkapi interior kapal modern.

Dalam kesempatan itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Leonardi, yang mengikuti serah terima dan modernisasi KRI Fatahillah-361 mengatakan, kontrak kerja dengan PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) juga usaha memajukan indusri pertahanan dalam negeri.

“Perbaikan atau pemeliharaan harus sesuai nafas UU yakni dilakukan dalam negeri, dan untuk kandungan lokalnya juga harus didorong dari dalam negeri, meski soal mesin kita belum semua bisa,” katanya.

Ia berharap, proyek modernisasi KRI Fatahillah-361 yang dilakukan kali pertama ini menjadi gambaran dan acuan, sehingga ke depan industri pertahanan bisa lebih cepat dalam proses pengerjaan atau manajemen proyeknya dan mandiri.

“Paling tidak rampungnya KRI Fatahillah-316 ini sudah harus ada gambaran bagiaman mekanisme bekerjanya, dan ke depan bisa dipercepat untuk kemajuan industri pertahanan nasional,” katanya.

10 Jet Tempur Akan Perkuat TNI AU Tahun 2017


Pertahanan udara Indonesia bakal diperkuat dengan datangnya 10 pesawat tempur, tahun depan. Tidak hanya itu, TNI AU juga berencana menambah kekuatan tempur udara lainnya seperti penangkal serangan udara. Hal ini dikatakan Kepala Staf Angkata Udara Marsekal Agus Supriatna ketika menutup latihan bersama Elang Indopura ke-19 di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kamis (1/1/2016).


“Penambahan (pesawat) sudah ada. Sesuai rencana bakal datang tahun depan ke Indonesia,” kata Agus, tanpa menyebut apa jenis pesawat yang dimaksud.
Dia menyatakan, 10 pesawat tersebut bakal datang ke Indonesia secara bertahap, hampir sama dengan kedatangan pesawat-pesawat tempur sebelumnya.



“Sistemnya masih sama, yakni datang secara bergilir lima pesawat. 10 pesawat akan datang,” jelasnya kepada wartawan di Pekanbaru.
Selain itu, dia juga menyebut rencana penambahan kekuatan baru yang telah diajukan ke Kementerian Pertahanan, di antaranya penangkal serangan udara.
“Sudah masuk rencana strategis kita di Kementerian Pertahanan. Sekarang lagi dikaji dan evaluasi oleh kementerian,” tegas Agus.



Dia menjelaskan, pengembangan Alutsista TNI harus diajukan kepada Kementerian Pertahanan. TNI hanya mengajukan setiap alat tempur yang diinginkan.
“Pengembangan alutsista dan lainnya itu semua di sana (Kementerian Pertahanan). Kita hanya mengirimkan spectectnya. Mudah-mudahan sesuai (keinginan),” kata dia.
Sebelumnya, Indonesia disebut berencana membeli 10 jet tempur jenis Su-35 buatan Rusia. Rencana ini bakal menambah jenis pesawat tempur Negeri Beruang di Indonesia karena sudah dimiliki 11 Su-30 dan lima Su-27. Su-35 merupakan jet tempur dengan teknologi terkini yang lebih unggul dari jet-jet tempur sekelasnya. Pembelian ini menjadi suatu bagian rencana strategis.


Jet-jet tempur canggih buatan Rusia itu akan menggantikan skuadron jet tempur F-5 buatan Amerika.

Jumat, 02 Desember 2016

Buk M3, Sistem Rudal Pertahanan Udara Jarak Menengah Yang Mematikan






Buk M3 (beech) merupakan rudal baru sistem pertahanan udara Rusia yang memiliki komponen elektronik yang canggih. kemampuan rudal jauh lebih baik dari Buk . bahkan jarak jangkaunya lebih jauh dari sistem pertahanan udara yang sudah sepuh seperti S-300P.


Program Pengembangan Buk M3 dimulai pada 1990 silam. Proses pembangunannya sempat tertunda. Namun kini sistem pertahanan udara baru itu telah diuji oleh angkatan bersenjata Rusia dan masih dalam tahap produksi. Pejabat militer Rusia menyatakan, bahwa operasional pertama sistem Buk M3 telah diterima Angkatan Darat Rusia pada tahun 2016, jumlah pastinya tidak diketahui karna Rusia juga sedang mengembangkan Rudal pengganti yang lebih modern.




Sistem pertahanan udara ini juga dapat dipasang di pesawat taktis dan strategis, helikopter, misil balistik jarak pendek, rudal jelajah, misil berpeluncur udara, misil anti-radiasi, bom terpadu, serta kendaraan aerodinamis lainnya. Ia juga bisa beroperasi di tengah gangguan elektronik yang dilancarkan musuh.


Sebuah kendaraan Buk M3 TELAR dilengkapi dengan radar, peluncur dan erector rudal, serta sistem identifikasi kawan atau musuh. BUK M3 diawaki oleh 4 awak. TELAR pada BUK M3 membawa pod dengan 6 rudal kemas, seperti S-300 versi mini / lebih kecil Juga perbaikan yang sangat signifikan dari sistem Buk tua, yang hanya dapat membawa 4 rudal.


Radar dari Buk M2E TERAL mencari target, melacaknya dan menuntun rudal pada target. Sistem ini sudah mencapai generasi ketiga dari kontrol tembak radar array. Ada juga kendaraan lapis baja TEL yang tidak memiliki radar, tapi membawa 2 pod dengan total 12 rudal. data akurasi tembak diperoleh dari kendaraan Buk M3 TELAR, atau kendaraan pos komando . Pada dasarnya kendaraan peluncur yang unik ini bertindak sebagai kekuatan multiplifier dengan menggunakan konsep serupa pada sistem Buk yang lawas. Namun TELAR menggunakan sistem reload pada kendaraan, yang bisa meluncurkan rudal sendiri, tidak seperti TEL yang terpisah.





Buk-M3 menggunakan misil baru 9M317M dan dari segi desain memiliki bentuk yang berbeda jauh dari misil Buk. Sistem ini lebih padat daripada Buk-M1 dan M2. Misil baru memiliki jangkauan hingga 70 km dengan ketinggian maksimum 35 km serta jarak tembak minimum 2,5 km dan ketinggian minimum adalah sekitar 15 meter. rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak fragmentasi yang berdaya ledak tinggi. Dalam keadaan darurat rudal dapat diluncurkan terhadap sasaran permukaan kontras, seperti kapal.


Sumber : Army Recognition, Info Militer Dunia

Indonesia Akan Akuisisi Helikopter Mi-26




Sebuah delegasi dari Kementerian Pertahanan Indonesia telah menyelesaikan kunjungannya ke Rusia untuk membahas pengadaan helikopter Mi-26 untuk Angkatan Darat Indonesia (TNI-AD). Hal itu diungkapkan kepada IHS Jane pada tanggal 1 Desember 2016 oleh sumber dari Kementerian Pertahanan, dan laporan dari seorang pejabat PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Dalam kunjungan itu juga dibahas offset pertahanan, pengaturan transfer teknologi, dan bagaimana perusahaan lokal Indonesia dapat memperoleh manfaat dari akuisisi ini. PTDI diusulkan sebagai fasilitas pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul (MRO) untuk platform Mi-26, jika akuisisi ini disetujui oleh pemerintah Indonesia. [IHS Jane]

Garuda Militer

Tanggapi Latihan Rudal Ukraina, Rusia Kerahkan Kapal Perang


Rusia menanggapi serius latihan penembakan rudal Ukraina dengan mengirimkan kapal perang  dari Armada Laut Hitam. Kekuatn  sudah mengambil tempat di barat garis pantai Crimea untuk memperkuat pertahanan udara semenanjung tersebut.
Kiev memulai uji dua hari peluru kendali pada Kamis 1 Desember 2016, yang membuat Rusia geram, dengan memasang pasukan pertahanan udaranya pada tingkat bahaya dengan berharap uji itu tidak mengganggu penerbangan internasional.
“Kapal perang dari Armada Laut Hitam sudah berada di dekat pantai barat Crimea selama uji peluru kendali, yang dijadwalkan Ukraina sejak satu hingga dua Desember,” kata sumber militer kepada Kantor Berita Rusia RIA Novosti Kamis.
“Satuan kapal pertahanan udara sudah disiagakan dalam tingkat bahaya tertinggi. Perlengkapan mereka dirancang agar secara cepat mampu menembak peluru kendali antikapal dan jelajah. Bersama dengan pertahanan udara di darat, yang ada di tanjung itu, kapal tersebut menjadi tameng, yang tidak bisa ditembus roket musuh,” kata nara sumber itu menambahkan.
Pejabat militer Ukraina, Vladimir Krizhanovsky, sebelumnya mengatakan kepada saluran televisi 112 bahwa latihan itu sudah dimulai dan semuanya berjalan dengan mulus. “Uji coba itu dilaksanakan sesuai dengan hukum internasional,” kata Krizhanovsky.
Dia mengatakan uji coba tersebut dilaksanakan setidaknya 30 kilometer dari ruang udara Crimea. “Oleh karenanya itu adalah sikap yang salah jika mencela Ukraina,” katanya menegaskan.
Rusia merebut Crimea dari Ukraina pada tahun 2014, yang dipandang Ukraina dan sebagian besar komunitas internasional sebagai perampasan ilegal pada tahun 2014 setelah munculnya protes masyarakat yang menggulingkan Presiden Ukraina yang pro-Rusia.
Pihak Ukraina mengatakan uji coba yang berlangsung di Selatan wilayah Kherson dan berbatasan dengan Crimea itu, merupakan tindakan sah akan dilakukan sesuai kerangka kerja kewajiban dan perjanjian internasional.
“Kami akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan negara kami dan melanjutkan uji peluru kendali serta pelatihannya,” kata Sekretaris Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional, Oleksander Turchynov, Rabu.

Ini Alasan Kenapa S-300V4 Rusia Sangat Aktif di Crimea


rudal
Seperti dilaporkan sebelumnya, sejumlah system pertahanan rudal udara S-300V4 milik Rusia tampak sangat aktif di wilayah Crimea. Hal ini dilakukan untuk menanggapi Ukraina yang memulai uji coba rudal  yang akan berlangsung dua hari mulai Kamis 1 Desember 2016.

Batalnya perjanjian menandai tingkat ketegangan baru pada dua negara yang pernah bersekutu itu, dimana keduanya terlibat konflik pada 2014 setelah Rusia menduduki Krimea dan mendukung gerakan separatis pro-Rusia di wilayah Timur Ukraina.
Pihak Ukraina mengatakan uji coba yang berlangsung di Selatan wilayah Kherson dan berbatasan dengan Krimea itu, merupakan tindakan sah akan dilakukan sesuai kerangka kerja kewajiban dan perjanjian internasional.
“Kami akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan negara kami dan melanjutkan uji coba rudal serta latihannya,” kata Sekretaris Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional, Oleksander Turchynov, Rabu.
Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina tengah membuat situasi yang mengkhawatirkan dan mengakfifkan pertahanan udara berbasis di laut dan darat pada tingkat bahaya sebagai respon uji coba tersebut, media Rusia melaporkan.
Juru bicara Rusia di Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada pewarta pada Rabu, bahwa dirinya tidak tahu apakah Presiden Vladimir Putin meminta Kementerian Pertahanan untuk menyiapkan respon militer terhadap uji coba yang dilakukan Ukraina.
Dia menjawab sebuah pertanyaan tentang laporan media Ukraina yang menyebutkan Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kepada utusan militer Ukraina bahwa pihaknya akan menembak jatuh rudal apapun dan menghancurkan situs peluncuran jika Ukraina melakukan uji coba peluncuran rudal di wilayah udara dekat Krimea.
“Di Kremlin kami tidak ingin melihat tindakan apapun yang dilakukan pihak ukraina yang menembus hukum internasional dan menciptakan kondisi berbahaya bagi penerbangan internasional yang melintasi wilayah Rusia dan wilayah lain yang berdekatan,” kata Peskov.
Pada September lalu, Rusia menggelar latihan perang berskala besar di sepanjang distrik militer Selatan, termasuk Krimea, yang dipandang Ukraina dan sebagian besar komunitas internasional sebagai perampasan ilegal pada tahun 2014 setelah munculnya protes masyarakat yang menggulingkan Presiden Ukraina yang pro-Rusia.

Indonesia- Rusia Terkunci di Pembicaraan Intensif Soal Kesepakatan Su-35


SU-35 / Tass

Jakarta dan Moskow masih terkunci dalam pembicaraan intensif untuk mencapai kesepakatan penjualan jet tempur Su-35. Kabar terakhir dari Rusia menyebutkan, kesepakatan telah mencapai kemajuan dan akan mencakup pembelian 10 jet tempur yang disebut NATO sebagai Flanker-E tersebut.
“Ada prospek dan pembicaraan yang sangat intensif,” kata ajudan presiden Rusia yang bertanggung jawab pada  kerjasama pertahanan dan teknologi, Vladimir Kozhin, mengatakan kepada TASS News Agency Kamis 1 Desember 2016. Namun Kozhin tidak memberikan rincian  detail  dari negosiasi kontrak yang sedang berlangsung.
Selama lebih dari satu tahun sekarang, Rusia telah mendorong  keras untuk bisa menjual jet tempur generasi ke-4++ ke Indonesia. Namun,kesepakatan muncul tenggelam.
Bulan lalu, kata seorang pejabat pertahanan Indonesia dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters mengatakan  Indonesia tertarik untuk membeli  sembilan atau sepuluh jet tempur Su-35S. “Kami masih melakukan negosiasi,” tambahnya. “Kami masih tawar-menawar, ‘berapa banyak yang Anda ingin mereka jual untuk kita?'”
Selain itu, manajer senior eksportir senjata Rusia  , Rosoboronexport, menegaskan bahwa pembicaraan bilateral terus dilakukan. “Pembicaraan bilateral pengiriman jet tempur multirole  Su-35 sedang dilakukan sangat aktif,” kata Sergei Goreslavsky selama Pameran Indo Defense 2016 di Jakarta awal November lalu.
Sebuah komisi kerjasama militer-teknis bersama memulai pembicaraan di akhir November 2015 di Jakarta untuk membahas rincian kontrak, termasuk transfer teknologi. Indonesia menerapkan aturan  setidaknya 35 persen dari teknologi pesawat harus  ditransfer ke negara itu sebagai bagian dari kesepakatan pertahanan.
Rusia dan Indonesia gagal untuk menandatangani kontrak pada awal 2016 ketika sejumlah pihak memperkirakan kesepakatan ini akan diteken  selama KTT Rusia-ASEAN Mei 2016, tetapi hal itu tidak terwujud.  Juga, tidak ada kontrak yang ditandatangani  selama kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu ke Moskow pada bulan April, 2016.
Rincian yang tepat dari kesepakatan jet tempur Indonesia-Rusia masih belum diketahui. Sejumah laporan masih saling bertentangan, terutama tentang jumlah pesawat.
Awalnya,  Indonesia diperkirakan akan membeli 16 pesawat tempur baru. Jumlah ini kemudian turun menjadi  10 ketika pembicaraan berkembang. Laporan lain menyebutkan hanya delapan unit yang dibeli dengan opsi menambah dua pesawat. Kontrak di bawah negosiasi juga mencakup pelatihan pilot dan transfer pengetahuan melalui program pertukaran militer.
TNI Angkatan Udara saat ini  sedang melakukan  upaya modernisasi senjata utamanya. Pada tahun 2018, mereka  mengharapkan untuk melantik sepuluh jet tempur F-16A / B di samping 14 yang saat ini dalam pelayanan. Indonesia juga mengoperasikan pesawat tempur Rusia yang lebih tua termasuk 11 Su-30 dan lima Su-27.
Sumber: JT, Diplomat

Kamis, 01 Desember 2016

S-300V4 Terlihat Sangat Sibuk di Crimea


Sputnik
Puluhan truk dan kendaraan yang menjadi bagian dari system pertahanan rudal S-300V4 terlihat di Crimea.
Puluhan truk dan kendaraan tampak berjajar di pinggir jalan perkotaan di Crimea yang sebelumnya merupakan wilayah Ukraina. Kendaran kemudian  bergerak ke sebuah wilayah yang lebih lengang.
Sistem rudal pertahanan S-300V4   dikembangkan dari S-300 memiliki daya jangkau 400 km yang berarti setara dengan S-400. S-300V4 dilengkapi dengan rudal jarak jauh baru yang mampu menyelesaikan tugas-tugas pertahanan rudal.
Dengan kisaran 400 km, S-300V4 sangat meyakinkan karna pesawat AEW (Airborne Warning and Control System) tidak akan dapat memasuki zona 400 kilometer.
Sistem pertahanan rudal yang juga disebut sebagai “Antey-2500” juga telah dikirim ke Suriah untuk mendampingi S-400. Kelebihan dari S-300V4 adalah kemampuan untuk mencegat rudal, bukan hanya pesawat.
Persediaan sistem S-300V4 untuk Angkatan Darat Rusia dimulai pada 2014. Sistem ini juga dianggap 2,5 kali lebih efisien daripada pendahulu mereka.
Keberadaan S-300V4 di Crimea dipastikan akan menjadi tantangan bagi pesawat-pesawat NATO yang kerap melakukan patroli di kawasan tersebut. Penempatan S-400 yang memiliki daya jangkau 400 km di Crimea akan dengan mudah memantau kawasan Laut Hitam. Setidaknya keberadaan S-400 akan mengganggu kenyamanan terbang mereka.



Panglima TNI: Bersatulah, Asing Bernafsu Kuasai Kekayaan Kita


jenderal-tni-gatot-nurmantyo
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo mengakui negara asing sangat bernafsu untuk menguasai kekayaan Indonesia.  Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memecah belah persatuan bangsa.

Hal itu disampaikan Gatot saat  memberikan kuliah umum di Gedung Auditorium Utama Harun Nasution, Kampus UIN Jakarta Selasa 29 November 2016. Di hadapan sekira 2.000 mahasiswa, Panglima TNI mem-beberkan ada indikasi kekuatan asing yang ingin menguasai ke-kayaan alam Indonesia, melalui memecah belah bangsa.
“Indikasinya jelas, karena memang sudah kita analisis lama. Kekuatan asing sangat menginginkan kekayaan alam kita, salah satunya adalah bagaimana membuat bangsa kita pecah, lalu mereka masuk dengan program ekonominya,” kata Gatot.
Jenderal bintang empat  itu mencontohkan, banyak kejadian yang dianggap tak lepas dari keterlibatan pihak asing, di antaranya adalah saat provinsi Timor-Timor lepas dari NKRI, serta ketegangan yang kini terjadi di sekitar Kepulauan Natuna atau Laut China Selatan.
“Indonesia memiliki banyak wilayah hotspot yang di dalamnya banyak terkandung energi minyak dan gas. Setiap ada ketegangan di wilayah tersebut, pasti ada kepentingan asing yang terlibat,” ungkapnya.
Untuk Jenderal Gatot  mengajak, agar semua komponen masyarakat termasuk para mahasiswa untuk terus menggalang semangat persatuan dalam perbedaan suku, agama, ras maupun antargolongan yang ada di Indonesia.
“Jaga terus persatuan, saya harap ade-ade mahasiswa bisa menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah menjaga stabilitas nasional negara kita,” tutupnya.

Singapura Resmi Gunakan Aerostat, Indonesia Kian Mudah Dipantau


aerostat-singapura
Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) telah memulai  tes lokal dari sistem aerostat yakni balon udara sepanjang  55 m dan ditambatkan  untuk meningkatkan cakupan radar udara dan pengawasan maritim mereka.

Sistem ini  dapat mendeteksi ancaman udara dan lewat laut pada jarak hingga 200 km dan  akan dioperasikan oleh Angkatan Udara  Singapura (RSAF) di Choa Chu Kang Camp, yang terletak di bagian barat pulau.
Aerostat dioperasikan oleh delapan personel awak darat  dan memiliki ketinggian operasi maksimum 2.000 ft (600 m). Sistem terdiri dari   pesawat helium, kabel tali yang terbuat dari Kevlar, stasiun mooring, sistem winch berkekuatan tinggi, dan  sensor yang dirahasiakan.
Sistem  yang awalnya direncanakan akan dilantik  tahun 2015, ini diresmikan dalam sebuah acara media pada 29 November bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen ke situs penyebaran  aerostat ini.
Berbicara kepada wartawan di sela-sela kunjungannya, Ng menggambarkan aerostat sebagai sistem  yang akan melengkapai  jaringan radar darat dan sensor udara untuk melalukan pengawasan udara dan maritim.
“Semua dari kita mengakui bahwa Singapura adalah sebuah pulau yang sangat kecil, dan itu  membuat kita sangat rentan terhadap ancaman baik dari udara atau laut,” kata Ng sebagaimana dikutip IHS Jane.
“Fakta bahwa kita memiliki [sistem aerostat] menambahkan lapisan pertahanan, dan keyakinan dalam  mendeteksi  ancaman udara dan maritim,” tambahnya.
Keberadaan aerostat ini jelas akan semakin memudahkan Singapura untuk mengintip apa yang terjadi di udara dan perairan Indonesia. Keberadaan skuadron 16 Pekanbaru yang diperkuat F-16 akan lebih mudah  dideteksi oleh Singapura.
Pada 2014 lalum Kepala Staf TNI-AU, Marsekal IB Putu Dunia kala itu mengakui kenyataan radar ini bisa mendeteksi ancaman hingga sejauh 200 kilometer, atau dua kali lipat radar darat yang dimiliki kini, sehingga bisa mendeteksi pergerakan pesawat di Semenanjung Malaka bahkan kapal kecil sekalipun yang berlayar dari Kota Pekanbaru di Indonesia.

Selasa, 29 November 2016

Masih Jadi Yang Terbaik, Rusia Sudah Siapkan Pengganti Buk M3


buk-m3

Meski masih dianggap sebagai system pertahanan udara jarak  terbaik, Almaz-Antey telah mulai bekerja untuk membangun pengganti Buk M3.
Sebelumnya, Almaz-Antey telah mentransfer  satu set sistem rudal pertahanan udara jarak menengah Buk-M3 baru ke Kementerian Pertahanan Rusia.
CEO Almaz-Antey  Yan Novikov mengatakan dalam waktu singkat setelah rilis dari Buk M3 para ahli di perusahaanya telah  berhasil menciptakan produk kunci yang akan menjadikan jangkauan meningkat satu setengah kali lipat dari generasi sebelumnya.
“Kami tidak berhenti di sini dan sudah mulai pekerjaan pembangunan untuk menciptakan generasi berikutnya dari rudal anti pesawat jarak menengah,” kata Novikov seperti dikutip oleh laman perusahaa Senin 28 November 2016.
Buk M3 merupakan system terbaru dari rudal pertahanan udara Rusia. Sistem ini menggunakan rudal baru dan komponen elektronik yang canggih yang telah meningkatkan kemampuan secara siginifikan dibandingkan Buk tua.
Bahkan system ini disebut-sebut melebihi kemampuan system pertahanan udara jarak jauh  S-300P tua. Sistem pertahanan udara ini dapat menyerang  pesawat taktis dan strategis, helikopter, rudal balistik jarak pendek, rudal jelajah, rudal  yang diluncurkan dari udara, rudal anti-radiasi, bom berpemandu dan kendaraan aerodinamis lainnya.
Sistem ini  juga dapat beroperasi di bawah serangan elektronik berat dari lawan.  Buk M3 menggunakan rudal baru 9M317M dan dalam hal desain,  sama sekali berbeda dengan  rudal Buk sebelumnya. Sistem ini juga lebih  kompak daripada rudal yang digunakan pada sistem Buk M1 dan M2 Buk. Rudal baru memiliki jangkauan hingga 70 km dengan ketinggian maksimum adalah 35 km.

Lantamal VI TNI AL Buka Pendaftaran Calon Tamtama


lantamal-vi
TNI Angkatan Laut melalui Pangkalan TNI AL (Lantamal) VI membuka pendaftaran penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AL gelombang II TA 2017 yang ditujukan bagi para pemuda Warga Negara Indonesia (WNI) dan berdomisili dalam wilayah kerja Lantamal VI.
“TNI AL membuka kesempatan bagi para WNI yang memenuhi semua persyaratan untuk bergabung menjadi abdi negara,” ujar Kepala Dinas Penerangan Lantamal VI Kapten Laut (KH) Suparman Sulo di Makassar, Senin 28 November 2016 sebagaimana dilaporkan Antara.
Pendaftaran penerimaan Catam TNI-AL ini dimulai pada 21 November 2016 hingga 5 Januari 2017 dan bagi pemuda yang berminat dapat langsung mendaftarkan diri di Lantamal VI Jalan Yos Sudarso Nomor 308 Makassar.
Selain itu, para pemuda juga bisa mendaftarkan diri secara online (dalam jaringan/daring) dengan mengakses alamat website www.rekrutmen-tni.mil.id dengan mengisi formulir pendaftaran.
Beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi yakni warga berijazah minimal sekolah menengah pertama (SMP) dan belum menikah serta memiliki tinggi badan 163 centimeter (cm) dengan berat badan seimbang.
Kemudian persyaratan lainnya, berusia serendah rendahnya 17 tahun 9 bulan dan setinggi-tinggi 22 tahun pada tanggal 20 Maret 2017. Melengkapi Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Polres setempat serta bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
“Untuk lebih lanjutnya datang saja ke Mako Lantamal VI atau mengakses website yang telah ditentukan,” sebutnya.
Suparman mengimbau kepada masyarakat yang berminat untuk mengabdikan dirinya kepada bangsa dan Negara Indonesia agar melalui pendaftaran Catam tersebut dan tidak menempuh jalur/cara yang tidak diperbolehkan.
Seperti menyuap pejabat yang berwenang, atau jalan lain yang sifatnya menimbulkan KKN, apabila diketahui oleh panitia/pejabat yang berwenang, maka kedua belah pihak akan menerima risiko dan sanksi hukum yang berlaku.
Sedangkan terhadap calon tersebut akan dicoret dan dinyatakan tidak lulus masuk Secatam (Sekolah Calon Tamtama).

Media Jerman: T-14 Tak Bisa Dihentikan, NATO Butuh 20 Tahun Untuk Mengejar


Sputnik
Majalah Jerman Stern mengakui Rusia telah melakukan terobosan dalam penemuan di bidang militer yang membuat barat terkejut. Salah satu yang paling utama adalah tank tempur utama T-14 Armata.

Majalah ini menyerukan ahli militer NATO harus memberi perhatian khusus dan cepat untuk bekerja dalam membangun lawan bagi Armata.
Mengutip   laporan laporan internal  Kementerian pertahanan Inggris telah menyajikan kekhawatiran jelas terhadap perkembangan militer Rusia. “Setiap kalimat [laporan} penuh dengan terror,” tulis Stern.
Stern mencatat bahwa Armata adalah tank yang tidak dapat dihentikan dan Barat  akan membutuhkan setidaknya 20 tahun untuk mengejar ketinggalan dengan Moskow.
“ Banyak orang akan bertanya mengapa Barat bisa jauh di belakang dan bagaimana ini bisa terjadi,”  menurut Sterns jawabannya sederhana “Negara NATO   lupa tentang keberadaan pertempuran tank klasik sementara insinyur Rusia telah terhindar dari  perangkap ini. Bukan berarti  hiperbola, Armata merupakan sebagian langkah perubahan yang revolusioner dalam desain tank dalam setengah abad terakhir,” tulis majalah itu. “Tidak mengherankan, tank ini telah menimbulkan sensasi.”

Sebelumnya, ahli militer Ivan Konovalov mengatakan kepada Sputnik bahwa pembangunan state-of-the-art T-14 Armata  telah mengejutkan barat. Menurut dia, Barat tidak pernah berpikir bahwa kompleks industri militer Rusia akan mampu menciptakan tank T-14 Armata yang sangat canggih.
Kementerian Pertahanan Rusia meluncurkan tank  generasi baru ini pada parade kemerdekaan  9 Mei  2015. Tank Armata  dilengkapi persenjataan canggih, turret remote control dan armor yang sangat tangguh.

APC Disita Hong Kong, China: Singapura Hipokrit

apc-singapura
China melayangkan protes kepada Singapura setelah sembilan kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) Singapura disita bea cukai Hong Kong saat kembali dari Taiwan. Surat kabar pemerintah China menyebut Singapura telah bersikap hipokrit alias munafik.
Sembilan unit kendaraan pengangkut personel  disita di Hong Kong pada minggu lalu, memicu sebuah teguran kepada Singapura dari Kementerian Luar Negeri China karena Negara itu  mempertahankan ikatan militer dengan Taiwan, yang dianggap sebagai sebuah provinsi pembangkang oleh China.
“China telah membuat pernyataan atas hal ini kepada pihak Singapura,” kata juru bicara Kemenlu Geng Shuang  dalam sebuah pengarahan pers  Senin 28 November 2016.
China juga telah  menuntut Singapura mematuhi hukum-hukum yang berlaku di Hong Kong dan bekerja sama dengan pemerintah Hong kong untuk menangani pekerjaan lanjutan terkait.
Hong Kong, merupakan sebuah bekas jajahan Inggris sebelum akhirnya dikembalikan kepada China pada 1997 lalu.
Geng mengatakan China selalu menentang negara-negara yang memiliki hubungan dengan China dan juga memiliki  segala bentuk pertukaran politik dengan wilayah Taiwan, termasuk pertukaran dan kerjasama militer.
China telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Komunis Mao Zedong memenangi perang  China dan pihak Nasionalis Chiang Kai Shek melarikan diri ke pulau itu.
Beijing telah berjanji untuk membawa Taiwan kembali ke bawah kekuasaannya, menggunakan jalan kekerasan jika diperlukan. China mengatakan bahwa Taiwan merupakan bagian dari “Satu China,” yang dikuasai oleh Beijing.
Global Times, yang merupakan tabloid milik negara, memperingatkan bahwa “kemunafikan” Singapura atas hubungan militernya dengan Taiwan dapat merusak hubungannya dengan China.
“Tidak ada beralasan bagi Singapura untuk melanjutkan segala bentuk pertukaran militer dengan Taiwan,” ujar sebuah artikel opini di media itu, yang ditulis oleh seorang komentator yang menggunakan nama Ai Jun, yang bermakna “cintai tentara”.
Singapura dan Taiwan memiliki sebuah hubungan militer yang telah lama berjalan sejak 1970an dan melibatkan Taiwan sebagai lokasi pelatihan infantri Singapura.
Beijing dengan berat hati mentolerir kesepakatan itu sejak China dan Singapura membentuk kembali hubungan diplomasi pada 1990an.
Media itu menyebutkan insiden   kendaraan itu “menambah kecurigaan” bahwa Singapura berusaha melawan prinsip Satu China.

Senin, 28 November 2016

Kurganets-25, Revolusi Armor Rusia Untuk Menandingi M2 Bradley

Kurganets-25 armored personnel carrier

Fitur yang paling krusial dari Kurganets adalah penggabungan dari sistem Afganit Active Protection yang digunakan pada tank  T-14. Afganit bekerja pada radar AESA yang dapat mendeteksi shell dan rudal masuk, kemudian merespon dengan sistem optoelectronic “soft-kill ” berupa granat asap multispektral yang membingungkan rudal musuh serta sistem “hard-kill” dengan roket untuk mencegat misil yang datang.
Israel telah lebih dulu sukses dengan sistem perlindungan aktif 'Trophy' pada kendaraan lapis bajanya di tahun 2014. Sedangkan sistem Afganit belum diuji dalam pertempuran, tetapi jika se-efektif Trophy, kemungkinan sistem ini akan menjadi salah satu metode terbaik untuk melindungi sebuah IFV tanpa meningkatkan beban secara drastis.

Kurganets kembali dengan gagah termasuk radar array, sistem GPS, laser range finder, imager termal, sistem kontrol tembak, kamera eksterior untuk penglihatan situasional dan kontrol senjata jaringan.
Kurganets dapat dipacu hingga 80 kilometer per jam, lebih cepat 30 km dari BMP-2 dan Bradley yang hanya bisa bergerak maksimal 50 kilometer per jam. Kurganets juga dapat mempertahankan kemampuan BMP-nya untuk menerjang air dengan kecepatan 10 kilometer per jam.
RUSKA KURN
Namun, kapasitas angkut pasukan pada AFV ini diturunkan menjadi enam sampai tujuh pasukan. Hal ini mengejutkan, karena terbatasnya ukuran skuad yang dipasangkan pada desain IFV sebelumnya yang sering dikritik berbagai pihak dan merupakan titik kunci perbaikan potensial.
Sebuah tim khusus dengan enam pasukan didalamnya dapat memiliki waktu yang sulit melakukan “tugas infanteri” seperti tugas pengamanan dan penyerangan sebuah bangunan. akan teteapi, interior Kurganets dilaporkan lebih nyaman bagi pasukan. Jika  benar, ini akan menandai sebuah revolusi sejati dalam desain AFV Rusia. dengan pintu keluar  dibelakang menggunakan sistem built in door, perbaikan besar dari BMP yang keluar dari atas.
Varian APC Kurganets dipersenjatai hanya dipersenjatai dengan senapan mesin 12,7 mm dan dapat membawa sampai delapan pasukan, tetapi tidak memiliki sistem perlindungan yang aktif dari IFV. Kurganets juga dirancang untuk menggantikan lapis baja MT-LB.

The Russian Army will take on strength a sophisticated armored recovery vehicle (ARV) derived from the Kurganets platform in several years, according to the Izvestia daily.
Versi Kendaraan Recovery
Varian yang direncanakan pada Kurganets termasuk ambulans lapis baja, pembawa mortar Vasilek 82 milimeter, kendaraan anti-tank, kendaraan recovery lapis baja, kendaraan pengintai, komando, dan kendaraan rekayasa lapis baja. Termasuk untuk varian meriam swa-gerak 120-122 mm serta kendaraan lapis baja antipesawat swa-gerak 57 milimeter.

Penyelesaian BRP Davao Del Sur Angkatan Laut Filipina Capai 91 Persen

Kapal jenis strategic sealift vessel (SSV) BRP Davao Del Sur (LD-602).
Kapal jenis strategic sealift vessel (SSV) BRP Davao Del Sur (LD-602).
Juru bicara Angkatan Laut Filipina, Kapten Lued Lincuna, mengatakan bahwa kapal jenis strategic sealift vessel (SSV) kedua BRP Davao Del Sur (LD-602) telah mencapai 91 persen dan segera dikirimkan sesuai jadwal pada bulan Mei 2017.
Saat ini, PT PAL Indonesia sedang memasang sistem navigasi, dek dan peralatan teknik di SSV kedua Angkatan Laut Filipina tersebut.
“Instalasi navigasi, dek, dan peralatan teknik sedang berlangsung. Saya tidak tahu persentase yang tepat terkait penyelesaian, namun kapal itu pasti akan (berada di Filipina) pada bulan Mei 2017,” ujar Kapten Lued kepada Philippine News Agency.
BRP Davao Del Sur (LD-602) telah diluncurkan pada bulan September lalu. Kapal itu merupakan saudara dari kapal BRP Tarlac (LD-601) yang saat ini telah ditugaskan menjadi kapal perang Filipina.
Sama seperti BRP Tarlac, SSV terbaru Angkatan Laut Filipina ini juga akan berfungsi sebagai kapal komando-dan-kontrol, terutama dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan bencana, serta akan berfungsi sebagai sealift militer dan kapal pengangkut.

Rheinmetall Ciptakan Senjata Penghancur Tank Armata

Challenger 2 Tank
Rheinmetall Defence memamerkan senjata baru yang dikembangkan terutama untuk menghancurkan tank T-14 Armata dan T-90. Defense Update melaporkan, senjata 130 mm itu, siap dipasang ke tank baru yang sedang dikembangkan Jerman dan Prancis sebagai pengganti tank tempur Leopard 2 dan Leclerc.
Demonstrasi teknis senjata 130mm ini pertama kali dilakukan Mei 2016 lalu. Situs HIS Jane’s 360 menyebutkan, kemampuan senjata ini mulai diuji di lapangan tembak Rheinmetall usai dipamerkan pada Pameran Pertahanan dan Keamanan Internasional Eurosatory 2016.

Rheinmetall 130mm Gun (Defense-update.com)

Rheinmetall 130mm Gun (Foto:Noam eshel / Defense-UpdateDefense-update.com)
Saat ini, Rheinmetall Defence sedang menciptakan proyektil khusus penembus perisai untuk senjata ini. Menurut keterangan perusahaan, senjata ini dilengkapi dengan sistem peluncur yang disempurnakan dan inti wolfram atau tungsten yang diperpanjang.
Meski demikiam, para pakar Rusia berpendapat kemampuan senjata tersebut mustahil untuk dievaluasi sebelum uji coba proyektil dilaksanakan.

Rheinmetall 130mm Gun (Defense-update.com)

Rheinmetall 130mm Gun (Foto:Noam eshel / Defense-UpdateDefense-update.com)
Barat Ingin Saingi Armata
Jerman mulai mempertimbangkan memodernisasi tank Leopard 2 setelah Rusia memamerkan platform tempur “Armata” dan tank T-14 yang dibuat berdasarkan platform Armata. Kendaraan tempur terbaru milik Rusia ini mampu bertahan dan memiliki potensi tempur lebih unggul daripada tank buatan negara-negara lain.
Kini, berlatar belakang persiapan pemasokkan T-14 ke dalam barisan tentara Rusia, Prancis dan Jerman menggelar pembicaraan bilateral yang tidak hanya membahas mengenai pengembangan senjata artileri generasi terbaru, tapi juga rencana penggantian tank kelas berat jenis “Leopard” dan “Leclerc”.
Sebelumnya, sebagaimana yang dilaporkan majalah urusan luar negeri AS National Interest, para ahli militer menunjukkan tank “Leopard 2” milik Jerman, yang dianggap sebagai salah satu tank terbaik di dunia, nyatanya tidak memiliki proyektil yang mampu menembus lapis baja tank T-80, T-90 dan T-14 “Armata” buatan Rusia.

Rheinmetall 130mm Gun (Foto:Noam eshel / Defense-UpdateDefense-update.com)

Rheinmetall 130mm Gun (Foto:Noam eshel / Defense-UpdateDefense-update.com)
Namun, Jerman kini sedang bekerja secara aktif untuk mengatasi masalah tersebut, baik dengan mengadaptasikan proyektil-proyektil buatan Amerika pada tank-tank mereka maupun dengan mengembangkan amunisi uranium terdeplesi (uranium yang mempunyai kadar isotop U235 yang lebih rendah dari uranium alam -red.) mereka sendiri, tulis National Interest.
Belum Tentu Efektif
Meskipun Rheinmetall Defence menghadirkan senjata terbarunya sebagai perangkat militer untuk melawan platform “Armata” milik Rusia, hingga kini belum diketahui apakah senjata ini benar-benar dapat efektif melawan teknologi terbaru buatan Rusia.
“Senjata 130 mm terbaru milik Jerman dalam proses pembangunan dan belum diketahui apakah senjata tersebut memang benar-benar mampu menembus lapis baja tank Rusia,” ujar Pemimpin Redaksi majalah National Defense Igor Korotchenko dalam wawancaranya dengan RBTH.
Korotchenko menekankan, saat ini proyektil senjata yang dimaksud belum diciptakan. Pemberitaan mengenai keunggulannya terhadap tank Rusia tak lebih sebagai upaya produsen untuk mengiklankan produknya.
Menurut salah satu narasumber RBTH, para ahli di kompleks industri militer belum memberikan keputusan akhir mengenai senjata baru buatan Jerman tersebut. “Saat ini, kami telah mengirimkan perwakilan kami untuk melakukan tinjauan,” ujar narasumber.
Pada April 2016, Kementerian Pertahanan Rusia telah menandatangani kontrak pembelian seratus unit tank dengan platform “Armata”. Menurut Direktur Umum perusahaan Ulravagonzavod Vyacheslav Khalitov, angkatan bersenjata Rusia akan menerima seri pertama, sebanyak 100 unit tank T-14 pada 2017 – 2018 mendatang.

Cekoslowakia Group Siap Pasok Pandur untuk Indonesia

Pandur II
Holding Cekoslowakia Group (CSG) mendapatkan kontrak senilai puluhan juta dolar AS, pada Indo Defence 2016 di Jakarta. Dalam event internasional yang penting tersebut, CSG juga menampilkan secara perdana pesawat tak berawak CANTAS kepada dunia internasional.
Dalam pameran industri pertahanan, Indo Defence 2016, konsorsium holding CSG yang diwakili Excalibur Internasional, berhasil mendapatkan kontrak senilai puluhan juta dolar.
Kontrak ini meliputi pasokan kendaraan Tatra dan Pandur. Republik Ceko sebagai pembuat Pandurs memperoleh pelanggan asing pertama.
Pandur II
Pandur II
Tumbuhnya Indo Defence
“Event Indo Defence dibandingkan tahun lalu, telah tumbuh secara signifikan, yang menegaskan betapa pentingnya wilayah seperti Indonesia dan negara tetangganya, tidak hanya untuk industri pertahanan” ujar Andrej Cirtek kepada Cekoslowakia Group.
Stand perusahaan holding CSG dikunjungi oleh Komandan Angkatan Udara Indonesia, Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
Stand CSG juga dikunjungi Delegasi Ceko yang dipimpin oleh Thomas Kuchta, Wakil Menteri Pertahanan dan Atase militer Ceko untuk India dan Indonesia, Brigadir Jenderal Milan Schulz.
“Pentingnya Indonesia dan kawasan Asia Tenggara untuk Holding Cekoslowakia Group terlihat dengan ditandatanganinya kontrak baru senilai puluhan juta dolar antara perusahaan Excalibur International dengan pemerintah Indonesia, yang terjadi pada hari terakhir pameran,” ujar Radim Petras, Direktur proyek strategis Excalibur International.
Konsorsium dari perusahaan yang tergabung dalam holding Cekoslowakia GROUP akan berpartisipasi satu dengan yang lain dalam penyediaan kendaraan Tatra, Pandur dan kendaraan jembatan M3 dari General Dynamics.
“Melalui Indo Defence, kami berhasil melakukan penjualan yang signifikan, dimana sebelumnya kami berhasil memasok RM-70 Vampir untuk militer Indonesia,” ujar Radim Petras.

Modernisasi Armed : Mewujudkan Pembangunan Kekuatan Pertahanan Matra Darat yang Andal

armedPembangunan kekuatan pertahanan oleh TNI AD mutlak harus dilaksanakan agar mampu melaksanakan tugas pokok yang diembannya. Dalam realisasinya, pembangunan tersebut termasuk di dalamnya modernisasi alutsista armed diarahkan guna tercapainya kekuatan pokok MEF dan mampu menjamin kepentingan strategis bangsa.
LATAR BELAKANG
Pembangunan kekuatan TNI AD dilaksanakan atas dasar konsep pertahanan berbasis ke mampuan (based defence capabilities), kekuatan dan gelar satuan dengan mengutamakan kemampuan melaksanakan tugas pokoknya dalam menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah darat dan menyelamatkan segenap Bangsa Indonesia. Pembangunan kekuatan tersebut diarahkan untuk tercapainya kekuatan pokok Minimum Essential Force (MEF), terhadap ancaman yang timbul dan tuntutan tugas pokok dengan sasaran tingkat kekuatan yang mampu menjamin kepentingan strategis pertahanan aspek darat.
Fokus tercapainya MEF dengan menitikberatkan pem bangunan dan modernisasi Alutsista beserta teknologinya dalam menghadapi ancaman aktual di beberapa flash point. Diantaranya, permasalahan perbatasan wilayah negara, terorisme, separatisme, pengelolaan pulau terluar serta keinginan negara lain dalam penguasaan sumber energi Indonesia. Kesuksesan pembangunan kekuatan pada Renstra II (2015 – 2019) akan membuat postur pertahanan Indonesia mandiri setara dengan negara lain dan semakin berwibawa.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh TNI AD guna tercapainya kemampuan tersebut adalah dengan memodernisasi Alutsista termasuk didalamnya Satuan Armed. Memperhatikan kondisi Alutsista yang dimiliki Satuan Armed saat ini dalam menjawab tuntutan tugas pokok memerlukan sentuhan teknologi modern dalam rangka memodernisasikan dan gelar satuan dengan pembentukan satuan baru khususnya di wilayah perbatasan darat dengan negara tetangga, daerah rawan konflik dan pulau-pulau terluar. Kehadiran Satuan Armed dengan Alutsista yang modern tentunya akan mampu mendukung semua operasi yang dilakukan oleh TNI AD dan juga memberikan deterrent effect.
POKOK MASALAH
Pertama, trend perkembangan perang.
Sifat dan karakeristik perang saat ini telah bergeser seiring dengan perkembangan teknologi, perebutan sumber energi dan tuntutan kepentingan kelompok tertentu telah menciptakan perang dengan berbagai modus operasi, diantaranya perang Asimetris, perang Hibrida dan perang Proxy.
Perang Asimetris sering di sebut sebagai perang ge nerasi keempat yang diilhami dari per juangan geril ya wan dengan menggunakan taktik teror, karena ketidakmampuannya menghadapi persenjataan yang lebih canggih. Contoh perebutan hegemoni di Timur Tengah.
Perang Hibrida merupakan perang yang menggabungkan teknik perang konvensional, perang Asimetris dan perang informasi untuk mendapatkan kemenangan atas pihak lawan. Perang ini juga menjadi sebuah strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang tidak teratur dan ancaman Cyber Warfare baik berupa serangan nuklir, senjata kimia, alat peledak improvisasi dan perang informasi.
Perang Proxy merupakan sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi resiko konfl ik langsung pada kehancuran fatal.
Kedua, kondisi geografi s dan gelar Satuan Armed
Pelaksanaan modernisasi Alutsista juga di pengaruhi oleh:
1. Kondisi geografis.
Bila memperhatikan kondisi geografi s Indonesia yang meliputi 17.504 pulau dan 10 perbatasan dengan negara lain (7 perbatasan laut dan 3 perbatasan daratan), maka hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap stabilitas keamanan negara. Belum lagi letak Indonesia berada pada posisi strategis dan jalur perekonomian/perdagangan antar negara, akan membutuhkan keberadaan satuan satuan pengamanan yang lebih besar dalam melindungi kepentingan negara.

2. Gelar Satuan Armed.
Kondisi gelar Satuan Armed dinilai belum ideal dalam mendukung kemampuan kesiapan operasional dan kesiapsiagaan yang optimal dihadapkan pada dislokasi Satuan Armed saat ini. Hal tersebut dilihat dari dislokasi Satuan Armed apabila dikelompokkan dalam tiga wilayah Indonesia, gelar Satuan Armed saat ini masih belum merata tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian besar terpusat di wilayah Indonesia bagian barat, kemudian wilayah tengah dan di wilayah timur belum tergelar Satuan Armed.

Ketiga, kemampuan Alutsista Armed saat ini
Kemampuan Alutsista yang dimiliki Satuan Armed cukup memadai dalam memberikan bantuan tembakan. Kondisi Alutsista yang dimiliki masih menggunakan sistem manual dan membutuhkan sentuhan teknologi persenjataan yang ada, seperti peningkatan jarak capai meriam, peningkatan kecepatan penembakan, peningkatan akurasi penembakan, peningkatan daya hancur sasaran dan mobilitasnya. Bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, Alutsista Satuan Armed perlu dimodernisasi dan pengadaan senjata yang memiliki seperti kemampuan di atas. Persenjataan Satuan Armed masih menggunakan meriam kaliber ringan seperti meriam 76 mm/Gun dan meriam 105 mm/ Tarik dan meriam 105 mm/GS.
Keempat, perkembangan Alutsista negara tetangga
Perkembangan teknologi persenjataan di kawasan regional serta menguatnya kemampuan militer negara tetangga yang secara signifikan melebihi kemampuan pertahanan militer Negara Indonesia telah melemahkan posisi tawar dalam ajang diplomasi internasional. Sebagai perbandingan, kekuatan Alutsista Armed negara-negara tetangga antara lain:
Malaysia. Satuan Armed Negara Malaysia menggunakan meriam kaliber 105 dan 155 mm, diantaranya: 130 pucuk meriam 105 mm M-56 Pack, 32 pucuk meriam 155 mm sebagai Bantem taktis. Sedangkan kekuatan Bantem strategis Tentara Diraja Malaysia berupa Roket Astros II 18 pucuk dengan jarak capai lebih dari 200 km.
Singapura. Satuan Armed Negara Singapura dilengkapi dengan Bantem taktis berupa meriam kaliber 105 mm 37 pucuk dan 160 pucuk meriam 155 mm dengan berbagai jenis. Sedangkan Bantem strategisnya berupa 18 unit MLRS M142 (HIMARS) kaliber 227 mm yang dilengkapi 32 unit XM31 Unitary HE GMLRS Pod dengan kemampuan jarak capai maksimal 70.000 meter dan daya hancur massal di atas radius 10.000 m².
Thailand. Satuan Armed Negara Thailand menggunakan meriam kaliber 105 mm 321 pucuk dengan berbagai jenis meriam, 15 pucuk kaliber 130 mm dan 211 pucuk kaliber 155 mm dengan berbagai jenis serta MRL 130 mm sebagai Bantem taktisnya. Saat ini, sedang mengembangkan MBRL (Multi Barel Rocket Launchers) DTI- 1.
Australia. Australia menggunakan meriam kaliber 105 mm 234 pucuk berbagai jenis dan 36 pucuk meriam 155 mm M-198. Saat ini, menggelar sistem pertahanan peluru kendali di Pine Gap meliputi rudal Joint Air to Surface Stand off Missile (JASSM) dengan jarak capai 400 km mampu menembak ke wilayah Indonesia, Rudal jelajah jenis KEPD dengan jarak capai 350 km dan Rudal anti kapal selam SLAM-ER dengan jarak capai 250 km sebagai Bantem strategisnya.
Tiongkok. Negara ini menggunakan meriam GUN 120 mm 200 pucuk berbagai jenis, 14.000 pucuk yang terdiri dari meriam Towed berbagai jenis dan tipe. Self Propelled 1200 pucuk dengan berbagai jenis dan tipe sebagai Bantem taktis. Sedangkan Bantem strategis menggunakan Rudal Balistik DF-5A Nuklir 260 pucuk, MLRS 2.400 pucuk dan Artileri mobile 6.246 pucuk.
ANALISA MASALAH
Dari uraian pokok masalah di atas, konsep memodernisasi Alutsista Satuan Armed dalam mewujudkan pembangunan kekuatan pertahanan yang andal harus dibangun secara profesional dalam bidangnya. Menurut TB Silalahi bahwa militer profesional adalah well organized, well managed, well equiped well paid (diorganisir, diatur, dilengkapi dan dibiayai dengan baik) sehingga terbentuknya prajurit Armed yang profesional, efektif, efisien dan modern. Sebagai jati diri TNI untuk menjadi tentara profesional harus dilengkapi dengan peralatan militer secara baik. Demikian pula dengan Korps Armed sebagai salah satu kecabangan TNI AD, agar dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan optimal serta diharapkan dapat memberikan deterrent effect kepada negara lain maka Satuan Armed juga perlu memodernisasi Alutsistanya.
Dengan tetap mengacu kepada trend perkembangan perang, kondisi geografi s dan gelar Satuan Armed, kemampuan Alutsista Armed saat ini dan perkembangan Alutsista negara tetangga, maka dimungkinkan modernisasi yang dilakukan mampu mendukung kelancaran tuntutan tugas pokok. Disisi lain, dapat menjadikan sebuah power/kekuatan bagi Indonesia dalam hal ini TNI AD dalam menjaga “stabilitas keamanan” di kawasan.
Berkaitan dengan latar belakang dan pokok masalah di atas, perlu adanya pembahasan rumusan permasalahan untuk melaksanakan modernisasi Alutsista Armed guna mewujudkan pembangunan kekuatan pertahanan matra darat yang andal yaitu: bagaimana pengadaan Alutsista skala prioritas?, bagaimana perimbangan Alutsista sendiri dihadapkan dengan perkembangan Alutsista negara tetangga?, bagaimana penataan gelar serta operasionalnya dihadapkan dengan kondisi ancaman?, dan bagaimana peningkatan pembangunan teknologi Alutsista Armed.
PERTIMBANGAN MODERNISASI ALUTSISTA ARMED
Teknologi Alutsista Armed diarahkan untuk mempermudah, mempercepat dan menambah akurasi pemberian bantuan tembakan terhadap berbagai bentuk dan kekuatan sasaran. Selaras dengan hal tersebut, maka pembangunan Satuan Armed yang modern harus memenuhi kriteria pertimbangan sebagai berikut:
Pertama, peningkatan kemampuan jarak capai meriam (extended range). Faktor kemampuan jarak capai merupakan faktor utama dalam penentuan kemampuan meriam Armed. Semakin jauh jarak capainya, maka akan semakin tinggi nilai kemampuan meriam tersebut.
Kedua, peningkatan akurasi (high precision). Tujuannya untuk meminimalisasi kerugian non tempur (collateral damage) dengan Alutsista meriam yang memiliki CEP (Circular Error Probability) kecil.
Ketiga, peningkatan persentase daya hancur terhadap sasaran dengan berbagai jenis dan karakteristik proyektil. Persentase daya hancur yang tinggi berpengaruh besar terhadap efektivitas penggunaan sarana Bantem.
Keempat, peningkatan mobilitas deployment memudahkan dalam kegiatan taktis, operasional maupun strategis (tactical, operational and strategic mobility). Dengan daya gerak yang tinggi maka pelaksanaan taktik hit and run yang memungkinkan satuan-satuan Armed menembak dengan cepat dan berpindah kedudukan untuk menghindari counter attack musuh.
Kelima, peningkatan interoperability Alutsista Armed dengan satuan manuver lainnya. Interoperabilitas antar kecabangan dan angkatan mempengaruhi jalannya pertempuran.
Keenam, berkembangnya dimensi peperangan menuntut semua persenjataan dapat beradaptasi dengan medan pertempuran yang mungkin akan dihadapi. Dapatnya pelibatan dan penggunaan Alutsista Armed untuk pertempuran di wilayah pemukiman/perkotaan (urban) maupun pertempuran jarak dekat seperti Operasi Lawan Insurjensi maupun pertempuran kota.
MODERNISASI ALUTSISTA ARMED YANG DIHARAPKAN
Satuan Armed diharapkan memiliki kapasitas untuk melaksanakan tugas secara optimal dengan didukung Alutsista yang berkemampuan teknologi persenjataan saat ini, sehingga mampu dioperasionalkan untuk segala medan di Indonesia maupun medan tugas dibawah naungan bendera PBB. Diantaranya:
PERTAMA, MODERNISASI ALAT UTAMA
Modernisasi alat utama diharapkan mampu menjawab ancaman kedepan dan menjamin perimbangan di kawasan. Alat utama Armed tersebut adalah:
1. Teknologi Multiple Launcher Rocket System (MLRS). Merupakan tipe peluncur rudal/roket yang berbentuk Ranpur dengan jumlah laras yang banyak dan kaliber yang beragam, mudah mobilisasi dan dapat menembakkan roket bersamaan sehingga dampak kehancuran (Lethal impact) lebih besar. Dapat menembak secara independen (tidak tergantung sistem Armed pada peninjau-Pibak-pucuk) serta mampu bergerak dan menentukan posisi tidak tergantung pada tim Pengukuran medan (Kurmed). Melalui teknologi ini dengan memiliki daya jangkau yang jauh serta daya hancur yang begitu dahsyat membuat MLRS begitu spesial dikarenakan setiap roketnya terisi Improve Submunition yang mampu menghancurkan daerah seluas sampai dengan 5,2 Ha dengan waktu yang cukup singkat.
2. Teknologi meriam Armed GS (Self Propelled Artillery). Teknologi meriam GS dengan roda ban yang cepat dalam perpindahan dan mampu melayani permintaan tembakan ketika bergerak serta memiliki adaptabilitas terhadap cuaca dan medan geografi s Indonesia. Meriam dengan teknologi modern ini memiliki jarak capai tembakan sampai dengan 40 km.
3. Light Gun teknologi. Memiliki bobot ringan dan berteknologi tinggi sehingga dapat diangkut mengunakan helikopter dan pesawat udara untuk mendukung Operasi Mobud dan Operasi Linud.
KEDUA, MODERNISASI SISTEM SENJATA
Suatu sistem senjata yang mendukung alat utama yaitu meriam menjadi suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan. Modernisasi unsur sistem senjata diharapkan dapat memenuhi tuntutan tugas dan perkembangan jaman serta prediksi ancaman kedepan adalah:
1. Pencari dan penemu sasaran. Modernisasi alat peninjauan sudah selayaknya menyertai penggantian meriam. Penggunaan teknologi LRF, GPS dan UAV sehingga memperoleh data-data tentang sasaran secara akurat meliputi disposisi, komposisi dan kekuatan serta kegiatan.
2. Pengendalian dan pengorganisasian tembakan. Perubahan terhadap proses pengendalian dan pengorganisasian tembakan, yang meliputi:
a. Pusat pimpinan penembakan (Puspibak). Puspibak sebagai otak dalam proses penem bakan mampu mengolah data menjadi data siap tembak dengan cepat dan akurat.
b. Koordinasi bantuan tembakan (Korbantem). Dalam Badan Korbantem, seluruh unsur yang ada baik antar kecabangan maupun antar angkatan memiliki kesamaan terminologi dalam menentukan data tembak untuk mempermudah dan mempercepat proses dalam pengolahan data tembak.
c. Pengukuran medan (Kurmed) dilengkapi dengan peralatan yang modern berupa GPS yang menggunakan satelit sendiri sehingga akurasi dan kerahasiaan akan lebih terjamin.
d. Meteorologi. Sistem observasi menggunakan radiosonde/radiowind dan pilot balon. Dilengkapi dengan radar cuaca (weather radars) untuk mendapatkan data meteorologi di permukaan dan sipnotik udara atas yang lebih detail untuk mendukung informasi dalam skala dan waktu sesuai yang dibutuhkan dalam pertempuran.
e. Komunikasi. Alkom memiliki kemampuan enscripted radio communication dan networking communication agar dapat bertahan dari perang elektronika yang dilancarkan musuh dan memperlancar komando dan pengendalian unsurunsur penembakan.
f. Angkutan. Memiliki teknologi meriam Armed GS (Self Propelled Artillery) dan Teknologi High-Mobility Artillery Rocket System (HIMARS).
g. Logistik. Memiliki sistem logistik yang responsif, kesederhanaan, fleksibilitas, ekonomis, daya dukung dan ketahanan logistik.
h. Munisi. Memiliki daya hancur lebih luas, jarak capai lebih jauh serta ketepatan yang akurat.
i. Organisasi. Memiliki persyaratan organisasi yang modern berbasis kemampuan/kapabilitas, memiliki kecepatan dalam pelaksanaan tugas, profesional, fleksibel serta ramping.
j. Taktik. Taktik Armed harus menjamin selalu tersedianya bantuan tembakan yang responsif dan efektif bagi satuan manuver.
integrasi-tembakan
LANGKAH-LANGKAH MODERNISASI ALUTSISTA ARMED

Modernisasi Alutsista Armed saat ini sangat mendesak dihadapkan ancaman dan kondisi geografi s agar Satuan Armed mampu mendukung optimal semua operasi yang dilakukan oleh TNI AD sebagai upaya mewujudkan kekuatan pertahanan negara. Langkahlangkah modernisasi Alutsista Satuan Armed yang harus dilakukan, sebagai berikut:
Pertama, pengadaan Alutsista. Keberadaan Satgas pengamanan perbatasan belum mampu mengamankan seluruh wilayah Indonesia sehingga perlu pengadaan Alutsista Satuan Armed yang ditempatkan di daerah flash point. Dengan demikian pengadaan Alutsista Armed dengan mempertimbangkan sebagai berikut;
1) Pengadaan Alutsista skala prioritas. Dihadapkan kondisi anggaran pertahanan yang terbatas maka pengadaan Alutsista menggunakan skala prioritas di daerah rawan/ perbatasan dikaitkan dengan kemungkinan ancaman dan kondisi geografi s Indonesia sehingga efektif dan efi sien memberikan daya tangkal.
2) Mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Pengadaan Alutsista Armed hendaknya dengan mempertimbangkan kondisi geografi s wilayah Indonesia dan kemungkinan ancaman yang dihadapi. Disamping itu juga mempertimbangkan track record dari Alutsista yang dibeli atau dengan istilah pengalaman perang dari negara yang menggunakan. Sebagai contoh Negara Brazil dalam penggunaan Roketnya guna melaksanakan pertahanan dan Negara Perancis dalam penggunaan meriam kaliber 155 mm GS di Lebanon guna melindungi pasukan manuver dan menetralisir serangan roket Katyusha.
Kedua, perimbangan Alutsista di kawasan. Kondisi persenjataan dan postur kekuatan militer negara tetangga yang ada di kawasan seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Tiongkok dan Australia, memiliki kemampuan Alutsista dari jenis meriam kaliber ringan sampai dengan berat bahkan memiliki roket maupun rudal. Dalam hal ini modernisasi Alutsista Armed perlu mempertimbangkan kondisi Alutsista negara kawasan baik dari segi kualitas, kemampuan, jarak capai maupun teknologi. Penambahan Alutsista Armed jenis Roket akan memberikan daya tangkal di kawasan, karena memiliki daya hancur dan jarak tembak hingga 300 km.
Ketiga, penataan gelar Satuan Armed. Penataan gelar dihadapkan dengan kondisi ancaman dan kondisi geografi s dimana penataan gelar Satuan Armed saat ini masih belum merata. Gelar Satuan Armed perlu penataan kembali agar mampu melaksanakan tugas dengan optimal, mampu memberikan bantuan secepat mungkin dan diharapkan mampu memberikan deterrent effect kepada negara tetangga, maka gelar Satuan Armed sebagai berikut:
1) gelar Satuan Armed terpusat. Gelar Satuan Armed secara terpusat ini dibawah komando Kostrad yang memiliki jenis kaliber varian setingkat Batalyon yaitu kaliber 76 mm/105 mm, kaliber 155 mm GS dan Roket.
2) Gelar Satuan Armed tersebar. Penataan gelar Satuan Armed tersebar di Kotama memiliki kaliber campuran/komposit yaitu kaliber 105 mm dan 155 mm sehingga perlu adanya validasi dan pembentukan satuan Armed baru.
3) Gelar Satuan Armed di daerah rawan dan pulau terluar. Penataan gelar disini lebih baik menggunakan Alutsista Armed yang mempunyai jarak capai jauh, daya hancur dan mobilitas tinggi, seperti jenis Roket.
armed-2
Keempat, pengoperasionalan Alutsista. Dalam pengoperasionalan Satuan Armed harus disesuaikan dengan ancaman/sasaran dan tuntutan tugas yang dihadapi. Pelibatan dalam membantu satuan manuver, Satuan Armed tidak hanya dioperasionalkan mulai tingkat Resimen sampai dengan Baterai namun dapat dioperasionalkan setingkat seksi bahkan 1 pucuk dapat dioperasionalkan dengan tetap berpedoman kesisteman persenjataan Armed tergantung dari tugas yang dihadapi. Dihadapkan dengan trend perang saat ini bahwa musuh yang dihadapi bukan saja dalam jumlah yang besar namun bisa kelompok kecil yang mempunyai nilai strategis. Pengoperasionalan Satbak terkecil lebih efektif dalam melaksanakan operasi tersebut.  Di sisi lain dalam pengoperasionalan Satuan Armed dikelompokkan menjadi empat sebagai berikut:
1) Meriam ringan adalah meriam yang memiliki kaliber 76 dan 105 mm.
2) Meriam sedang merupakan meriam yang memiliki kaliber 155 mm.
3) Meriam berat merupakan meriam yang memiliki kaliber 210 mm.
4) Roket merupakan meriam yang menggunakan roket.

Kelima, pembangunan teknologi Alutsista. Peningkatan pembangunan Alutista ini dapat dilaksanakan melalui kerjasama Militer-sipil dalam penelitian dan pengembangan teknologi Alutsista Armed dengan melibatkan kalangan akademisi dan kalangan Industri pertahanan untuk dapat bekerjasama dengan TNI AD. Peningkatan kerja sama tersebut dalam modernisasi Alutsista Armed berupa: Pengalih GPS, Hologram stelling tipuan, modifi kasi meriam di atas kendaraan khususnya meriam 76 mm, rancang bangun alat pengendali tembakan dan alat peninjau multirotor.
PENUTUP
Pembangunan kekuatan pertahanan oleh TNI AD mutlak harus dilaksanakan agar mampu melaksanakan tugas pokok yang diembannya. Dalam realisasinya pembangunan tersebut termasuk di dalamnya modernisasi Alutsista Armed diarahkan guna tercapainya kekuatan pokok MEF dan mampu menjamin kepentingan strategis bangsa. Dengan demikian modernisasi Alutsista Armed yang dilakukan nantinya mampu menjawab tuntutan tugas dan mampu melindungi seluruh wilayah Indonesia terutama daerah perbatasan/pulau-pulau terluar dalam mewujudkan kekuatan pertahanan matra darat yang andal.

brigjen-yudi-s
Penulis : Brigjen TNI Yudi Satriyono, S.H