China melayangkan protes kepada Singapura setelah sembilan kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) Singapura disita bea cukai Hong Kong saat kembali dari Taiwan. Surat kabar pemerintah China menyebut Singapura telah bersikap hipokrit alias munafik.
Sembilan unit kendaraan pengangkut personel disita di Hong Kong pada minggu lalu, memicu sebuah teguran kepada Singapura dari Kementerian Luar Negeri China karena Negara itu mempertahankan ikatan militer dengan Taiwan, yang dianggap sebagai sebuah provinsi pembangkang oleh China.
“China telah membuat pernyataan atas hal ini kepada pihak Singapura,” kata juru bicara Kemenlu Geng Shuang dalam sebuah pengarahan pers Senin 28 November 2016.
China juga telah menuntut Singapura mematuhi hukum-hukum yang berlaku di Hong Kong dan bekerja sama dengan pemerintah Hong kong untuk menangani pekerjaan lanjutan terkait.
Hong Kong, merupakan sebuah bekas jajahan Inggris sebelum akhirnya dikembalikan kepada China pada 1997 lalu.
Geng mengatakan China selalu menentang negara-negara yang memiliki hubungan dengan China dan juga memiliki segala bentuk pertukaran politik dengan wilayah Taiwan, termasuk pertukaran dan kerjasama militer.
China telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Komunis Mao Zedong memenangi perang China dan pihak Nasionalis Chiang Kai Shek melarikan diri ke pulau itu.
Beijing telah berjanji untuk membawa Taiwan kembali ke bawah kekuasaannya, menggunakan jalan kekerasan jika diperlukan. China mengatakan bahwa Taiwan merupakan bagian dari “Satu China,” yang dikuasai oleh Beijing.
Global Times, yang merupakan tabloid milik negara, memperingatkan bahwa “kemunafikan” Singapura atas hubungan militernya dengan Taiwan dapat merusak hubungannya dengan China.
“Tidak ada beralasan bagi Singapura untuk melanjutkan segala bentuk pertukaran militer dengan Taiwan,” ujar sebuah artikel opini di media itu, yang ditulis oleh seorang komentator yang menggunakan nama Ai Jun, yang bermakna “cintai tentara”.
Singapura dan Taiwan memiliki sebuah hubungan militer yang telah lama berjalan sejak 1970an dan melibatkan Taiwan sebagai lokasi pelatihan infantri Singapura.
Beijing dengan berat hati mentolerir kesepakatan itu sejak China dan Singapura membentuk kembali hubungan diplomasi pada 1990an.
Media itu menyebutkan insiden kendaraan itu “menambah kecurigaan” bahwa Singapura berusaha melawan prinsip Satu China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar