Selasa, 15 Juli 2014

3 F-16 BLOCK 52 SIAP BERANGKAT KE INDONESIA



Tiga dari 24 F-16 C/D akan segera dikirim ke Indonesia. Dari tiga pesawat tersebut, 1 pesawat jenis F-16C dan dua lainnya F-16 D. Aslinya mereka merupakan pesawat F-16 block 25. Tetapi pesawat itu sudah melalui proses upgrade hingga setara block 52.
Upgrade dilakukan di Hill Air Force Base Ogden Air Logistics Complex. Program ini juga merupakan kerjasama berbagai pihak seperti F-16 Program Office System, Defense Logistics Agency serta beberapa organisasi Departemen Pertahanan lainnya.
Ogden Air Logistics Complex, atau ALC, memperbaharui batch awal ini hingga tiga F-16, agar mampu terbang 15.000 jam lagi. Selain itu juga dilakukan upgrade avionik serta perombakan dibagian sayap, landing gear, dan komponen lain pada setiap pesawat. Pada akhir tahun 2015, Ogden dijadwalkan memberikan 21 F-16 lagi kepada pemerintah Indonesia.
Menurut Gedung Putih saat siaran pers November 2011, kesepakatan itu merupakan transfer terbesar dalam sejarah kemitraan bilateral AS-Indonesia, dan akan memungkinkan pemerintah Indonesia untuk secara signifikan meningkatkan kapasitas pertahanan udara tanpa mengorbankan anggaran pertahanan dan prioritas nasional lainnya.
Setelah penerimaan hibah pada Januari 2012, pemerintah Indonesia mengeluarkan anggaran sekitar 670 juta Dollar Amerika untuk mengambil pesawat dari penyimpanan serta perbaikan, regenerasi dan upgrade 24 pesawat.
Pesawat block 25 ini sebelumnya diterbangkan oleh Angkatan Udara dan Unit Air National Guard. Sejak Mei 2013 pesawat itu dikelola Grup 309 Ogden ALC Aerospace Maintenance and Regeneration Group yang berlokasi di Davis Monthan AFB-, Arizona. Hingga kemudian pesawat sudah benar-benar siap untuk segera dikirim ke Indonesia. Rencananya 15 Juli 2014 waktu setempat tiga pesawat itu akan memulai perjalanannya ke Indonesia.
Wakil dari Angkatan Udara International Affairs, Mayor Frank Taravella mengatakan hubungan militer Amerika Serikat dan Indonesia semain membaik hingga akuisi pesawat ini bisa terlaksana.
Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia, Air Kepala Marsekal Ida Bagus Putu Dunia pada April 2014 juga telah berkunjung ke Hill Air Force Base. Sejumlah pilot Indonesia juga telah dilatih di tempat ini untuk membawa pulang pesawat.
Pada bulan Juni lalu sejumlah pejabat Indonesia juga diundang untuk menyaksikan langsung latihan tempur udara paling besar Red Flag di Alaska.
“Program F-16 ini saat ini berdiri sebagai program unggulan dari hubungan pertahanan antara pemerintah AS dan Indonesia. Indonesia menerima pesawat yg benar-benar diperbaharui, dengan pengerjaan yg luar biasa, dan kemampuan yg ditingkatkan.”
Pada 15 Juli mendatang, dua orang penerbang TNI AU akan ikut dalam penerbangan jarak jauh tiga pesawat pertama yang akan dikirim ke Indonesia. Yaitu sebuah pesawat F-16 C (kursi tunggal) dengan nomer ekor TS 1625 dan dua pesawat F-16 D (kursi ganda) dengan nomer ekor TS 1623 dan TS 1621.
Selama perjalanan ketiga pesawat akan terbang melintasi Samudera Pasifik dengan melaksanakan ‘air refueling’ atau pengisian bahan bakar di udara dari pesawat tanker KC 135 milik USAF.
Rencananya penerbangan dimulai dengan take off dari Hill AFB, Utah pada pikul 11.00 menuju Eilsen AFB Alaska (4 jam 23 menit). Selanjutnya tanggal 17 Juli dari Eilsen AFB Alaska menuju Andersen AFB Guam (9 jam 40 menit). Dan leg terakhir tanggal 20 Juli dari Guam langsung menuju Lanud Iswahyudi Madiun ( 5 jam 16 menit). Ketiga pesawat direncanakan akan mendarat di Madiun pada tanggal 20 Juli 2014 pukul 11.16 WIB.

F-16 BLOCK 52 INDONESIA, GEMPURAN LEBIH DAHSYAT, LEMAH DI DOGFIGHT


Tiga dari 24 F-16 Block 52 akan segera dikirim ke Indonesia. Pesawat ini selanjutnya akan bergabung dengan TNI AU untuk menjadi ujung tombak pertahanan wilayah udara republik ini. Apa kelemahan dan kelebihan pesawat ini?

Untuk urusan pertempuran udara, mampu membawa rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO). Sementara rudal jarak sedang yang diangkut adalah AIM-120 AMRAAM-C.
Untuk sasaran darat dan perairan, pesawat ini membawa persenjataan kanon 20 mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb Paveway, JDAM (GPS Bomb), Bom anti runway Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2. Ada juga rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal) dan rudal AGM-88 HARM (anti radar).
Peralatan Improved Data Modem Link 16 memungkinkan pilot berkomunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain atau radar darat, radar laut atau radar terbang.
Pesawat juga akan dilengkapi navigation dan targeting pod canggih seperti SniperLitening untuk operasi tempur malam hari dengan tingkat akurasi tak berbeda dengan siang. Di samping itu mampu melaksanakan missi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) untuk menetralisir pertahanan udara musuh. Kesimpulannya, daya gempur pesawat ini lebih dahsyat.
Kemampuan dog fight
indonsiaPesawat block 52 memiliki kelebihan karena daya dorong mesin yang lebih kuat. Hal ini menjadikan pesawat mampu membawa senjata lebih banyak dan daya jangkau lebih tinggi. Namun tetap ada konsekuesni dari hal itu. Pesawat tersebut menjadi agak kedodoran ketika harus melakukan close combat atau dogfight alias pertempuran jarak pendek. Bahkan TNI AU mengakui kemampuan dogfight dari pesawat baru itu akan berada di bawah kemampuan pesawat yang saat ini telah dimiliki TNI AU.
Tetapi yang juga harus diperhatikan dalam situasi dogfight, teknologi bukan satu-satunya penentu. Kemampuan pilot juga menjadi sangat penting. Bukan masalah the gun tetapi the man behind the gun.
Dilengkapi sistem avionic dan senjata udara modern serta kemampuan daya jangkau operasi lebih dari 700 km, pesawat ini juga menjalankan fungsi pencegatan terhadap pesawat musuh yang masuk wilayah Indonesia tanpa harus terkendala soal bahan bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar