Sabtu, 28 Juni 2014

Shkval, Rudal Bawah Air yang Tak Terkalahkan



IMD - Pada 1977, Angkatan Laut Soviet memiliki torpedo yang dapat meluncur di bawah air pada kecepatan 200 knot atau 370 kilometer per jam. Meski masih dirahasiakan, Shkval atau Squall menarik perhatian masyarakat luas dalam skandal mata-mata pada tahun 2000.

Meski telah ada terobosan teknologi dalam persenjataan konvensional, serangan torpedo oleh kapal selam masih menjadi ancaman nyata bagi kapal dan awak kapal, bahkan di paruh kedua abad ke-20.


Kapal selam yang dipersenjatai torpedo harus mendekat hingga jangkauan serang yang tak terdeteksi. Namun fitur anti-kapal selam dan antitorpoedo memungkinkan kapal permukaan dan kapal selam musuh dapat mengatasi ancaman dari bawah secara lebih efektif.
Kapal selam Soviet periode 1960-an dan 1970-an lebih inferior dibanding model AS dalam hal level deraunya, sehingga para ahli mesin Moskow berupaya untuk membuat desain senjata baru yang revolulsioner. Shkval akhirnya mulai digunakan pada 1977 setelah dikembangkan selama sepuluh tahun.
Dengan kecepatan 200 knot yang belum tertandingi, Shkval dua kali lebih cepat daripada torpedo screw-driven tradisional, yang masih menjadi senjata kapal selam utama di armada-armada dunia.













Keunggulan kecepatan ini dicapai dengan mesin roket dan menggunakan superkavitasi, moncong depan torpedo menciptakan gelembung gas di sekeliling seluruh permukaannya pada kecepatan tinggi untuk mengurangi gesekan di dalam air.
Setelah torpedo diluncurkan dari tabung, autopilot yang telah diprogram sebelumnya akan meluncurkan roket berbahan bakar padat sesuai jalur dan kedalaman yang diperlukan ketika berakselerasi untuk membentuk gelembung gas. Ketika bahan bakar motor awal habis, bagian belakang torpedo dibuang dan mesin utama yang didorong dengan bahan bakar berbasis lithium hidroreaktif akan melaju ke depan.
Air laut kemudian masuk melalui lubang di moncong kapal selam, sehingga memungkinkan torpedo ini melaju pada kecepatan penuh sampai 15 kilometer dan hanya ujungnya yang bersentungan dengan air.


Meski superkavitasi menghalangi efektivitas penggunaan sistem homing pada senjata ini, kekuatan eksplosifnya yang besar sungguh luar biasa, yakni setara dengan sebuah ledakan nuklir 150 kiloton TNT, sehingga kapal selam musuh atau kapal permukaan yang berada di radius satu kilometer jelas akan hancur.
Shkval 533 mm dimiliki oleh sebagian kapal selam nuklir Soviet dan dianggap sama efektifnya baik sebagai senjata penyerang maupun pertahanan ketika kapal selam musuh menyerang.

Shkval mampu menjangkau enam kilometer dalam satu menit dan dapat melakukan serangan balik dengan cepat. Kapal selam AS memiliki keunggulan dalam kemampuan siluman ketika mendekati dan melancarkan serangan pertama, sementara torpedo berkecepatan tinggi ini dapat ditembakkan sebelum melakukan tindakan mengelak. Jadi meski kapal selam yang mengelak itu mungkin tidak dapat memperbaiki data kendali torpedo yang sudah di dalam air, daya ledak Shkval dijamin memberi serangan balik yang dahsyat.
Senjata unik ini memungkinkan Angkatan Laut Soviet untuk menambal kelemahan kemampuan siluman kapal selamnya, sebelum hal itu berhasil diatasi pada awal 1980-an.


Shkval populer karena sebuah kasus spionase pada tahun 2000, ketika mantan perwira angkatan laut AS Edmond Pope diadili dan dihukum di Rusia karena mengambil informasi rahasia tentang senjata tersebut.
Saat ini Shkval masih merupakan senjata Rusia yang bersifat rahasia dan belum ada desain yang lebih unggul torpedo ini.

Sumber : RTBH

Aljazair Menandatangani Kontrak untuk tambahan Dua Kapal Selam Kilo


IMD - Aljazair telah menandatangani kontrak untuk pembelian dua kapal selam diesel-elektrik kelas kilo Project 636 Varshavyanka ('Improved Kilo') yang akan dibangun oleh Admiralty Shipyards di St Petersburg, Rusia.

"Tanggal dimulainya pembangunan dua kapal selam untuk pelanggan asing (Aljazair) telah ditentukan, kontrak sedang berlangsung," kata kantor berita Rusia ITAR-TASS mengutip direktur jenderal Admiralty Shipyards Alexandre Bouzakov pada tanggal 26 Juni.



Bouzakov tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi ITAR-TASS mengutip sumber industri pertahanan Rusia yang membeberkan bahwa kapal selam pertama akan diserahkan pada tahun 2018.

Aljazair menandatangani kontrak di tahun 2006 untuk membeli dua kapal selam Project 636, yang diserahkan pada tahun 2010 dan kini kapal tersebut berpangkalan di Mers-el-Kebir di barat laut Aljazair bersama dengan dua kapal selam Kilo Project 877 yang diperoleh pada tahun 1980-an.

Sumber : jane's.com

Obama Ajukan Rp 6,056 Triliun ke Kongres untuk Kelompok Oposisi Suriah



WASHINGTON -- Presiden Barack Obama meminta Kongres Amerika Serikat untuk menyetujui dana 500 juta dolar AS (sekitar Rp 6,056 triliun) untuk melatih dan mempersenjatai kelompok oposisi bersenjata di Suriah. Dana tersebut akan membantu kelompok oposisi membela diri menghadapi serangan rezim, demikian isi pernyataan Gedung Putih.

Bantuan, tambah Obama, juga akan ditujukan untuk menghadapi kelompok garis keras di Irak dan Levant (ISIS). kemajuan Pergerakan ISIS di Irak membuat sejumlah anggota Kongres untuk menekan Presiden Obama.




"Pendanaan ini akan mendukung usaha pemerintah Washington yang sejak lama berupaya memperkuat oposisi Suriah, baik sipil maupan bersenjata," kata Gedung Putih seperti dilansir BBC, Jumat (27/6).

Dana tersebut akan membantu dalam menstabilisasi daerah kekuasaan oposisi serta mengatasi ancaman teroris. Gedung Putih menambahkan kelompok oposisi yang menerima dana akan diseleksi lebih dulu untuk mengatasi kekhawatiran peralatan akan dikuasai pihak musuh.

Presiden Obama mendapat tekanan dari sejumlah anggota Kongres untuk meningkatkan bantuan di kawasan tersebut. Bulan lalu Obama telah mengisyaratkan peningkatan bantuan bagi oposisi Suriah dalam pidato di akademi militer West Point.


Sumber : Republika

di Provokasi AS, Korut menguji tembak 3 Rudal jarak Dekat


SEOUL -- Korea Utara meluncurkan tiga roket jarak dekat di lepas pantai timurnya, Kamis. Peluncuran tersebut berselang satu hari setelah Korut menentang perilisan film komedi Amerika tentang pembunuhan Kim Jong-un.

Roket ditembakkan dari dekat Wonsan di timur Pyongyang. Roket terbang sejauh 118 mil sebelum akhirnya jatuh di perairan antara Korut dan Jepang.

"Kami menganalisa data kami dan mencoba mencari tahu jenis proyektil dan mengapa Korut menembakkannya. Militer kami telah meningkatkan aktivitas pengawasan untuk mengantisipasi jika Korut menembakkan proyektil lagi," ujar seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan, dikutip dari New York Times, Kamis (26/6).

Korut kerap menembakkan misil atau roket jarak dekat di lepas pantai timur saat latihan militer atau saat ingin menaikkan ketegangan. Belum jelas apakah peluncuran roket itu terkait dengan perilisan film.

Korut menyatakan perang jika film tetap akan dirilis Oktober mendatang.  Film 'The Interview' yang dibintangi Seth Rogen dan James Franco menampilkan plot tentang pembunuhan Presiden Korut Kim Jong Un.

Film komedi tersebut menceritakan kisah seorang pembawa acara talk show dan produser yang secara kebetulan dapat mewawancarai Kim. Setelah itu, Central Intelligence Agency (CIA) merekrut pasangan itu untuk membunuh Kim.


--------------------------------------------------------------------


Korut Uji tembak Rudal Baru?



Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) pada Jumat mengumumkan negara itu telah melakukan uji-coba penembakan "rudal taktis" yang baru dikembangkan. Rudal tersebut disebut memiliki kecepatan ultra. 

Pemimpin DPRK (Korea Utara) Kim Jong Un memandu uji-coba penembakan tersebut di pos pemantauan pusat, kata kantor berita resmi Korut, KCNA. 
Kantor berita itu memuji senjata baru tersebut sebagai "keberhasilan baru yang gemilang" dalam upaya memproduksi peralatan dan senjata dengan ketepatan tinggi, lebih ringan, otomatis dan cerdas.

Uji-coba penembakan juga membantu Angkatan Darat Rakyat Korea memperoleh "master key" untuk memproduksi rudal jarak dekat dan menengah klas dunia dan memaksimalkan kekuatan dan ketepatan serangan mereka, tambah KCNA. 

Kim mengungkapkan rasa puasnya dengan hasil peluncuran rudal tersbeut. Ia juga menyampaikan kepercayaan bahwa negerinya akan memproduksi lagi senjata kendali taktis dengan ketepatan tingi yang mampu dioperasikan dalam perang modern.


Sumber : Republika

Kembali Mengasah kemampuan tempur Rudalnya, Korut Ancam AS




PYONGYANG, (IMD) - Pasukan militer Republik Demokratik Rakyat Korea (DRPK) atau Korea Utara dalam kondisi siaga, setelah mereka menguji tembak rudal di wilayah timur negaranya. Media Korut pun merespon uji tembak rudal itu sebagai ancaman langsung terhadap Amerika Serikat.

Media Korut, Rodong Sinmun, hari Jumat (27/6/2014) merilis laporan bahwa Korut mengalami penderitaan akibat ulah AS. Di mana AS telah membawa banyak penderitaan dan bencana bagi bangsa Korea dengan memprovokasi Perang Korea yang terjadi di tahun 1950-1953, yang mereka sebut sebagai "Perang Pembebasan Tanah" di Korut.

“Tidak ada pembenaran bagi kejahatan imperialis Amerika yang telah dilakukan selama konflik bersenjata selama tiga tahun ini,” tulis media Korut itu.”Namun, AS nampaknya tidak mau belajar dari kekalahan mereka dalam konflik ini dan terus maju untuk memusuhi kebijakan DPRK, yang merupakan sisa musuh rakyat Korea,” lanjut laporan itu.

Pada tanggal 25 Juni 2014, pertemuan besar-besaran diadakan di seluruh wilayah Korut untuk mengenang awal Perang Korea. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953. Sejak itu, Korut membenci AS dan sekutu-sekutunya karena dianggap sebagai provokator perang.

Dalam uji tembak rudal, pemimpin Korut, Kim Jong Un turut mengawasi langsung manuver rudal . Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan bahwa pengawasan langsung oleh Jong-un itu untuk memastikan uji tembak dapat berjalan sukses.
Uji tembak rudal yang berlangsung Kamis kemarin terjadi pada saat AS dan Korea Selatan sedang berupaya lebih nekat untuk mengisolasi DRPK. ”Dan Melancarkan perang agresif,” tulis KCNA.


Sumber : Sindonews

AS-China Bersiap Latihan Perang Bersama



WASHINGTON - China secara mengejutkan menyatakan akan mengikuti latihan perang akbar yang digagas oleh Amerika Serikat (AS) di wilayah Hawai. Ini adalah kali pertama kedua negara itu melakukan latihan perang bersama.
 
Melansir Reuters, Jumat (27/6/2014), beberapa pengamat beranggapan, latihan perang ini tidak akan mengubah hubungan kedua negara. Beberapa pihak bahkan berasumsi China mengikuti latihan ini hanya semata-mata untuk memperkuat militer mereka.
 
"Ini (latihan perang) menguntungkan kedua negara dan membantu komunikasi. Ini situasi yang menguntungkan," ungkap Kepala Angkatan Laut AS, Laksamana Jonathan Greenert, mengomentari mengenai keterlibatan China dalam latihan perang itu.
 
Kementerian Pertahanan China, dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan, partisipasi China dalam latihan perang itu menunjukkan kesediaan China untuk mempromosikan perkembangan yang sehat dari hubungan militer dengan AS.
 
22 negara akan mengikuti latihan perang selama lima minggu di wilayah Hawai. Sekitar 55 kapal, lebih dari 200 pesawat dan sekitar 25.000 personil militer akan berpartisipasi dalam latihan perang yang diberi nama Rim of the Pacific (RIMPAC).
 
Latihan ini diharapkan mampu membangun sebuah kepercayaan dan membantu mencegah kesalahpahaman antar negara di wilayah perairan internasional yang bisa meningkat menjadi krisis.


Sumber : Sindonews

Pesawat Bersenjata AS Mulai Mengitari Langit Irak



WASHINGTON - Pemerintahan Barack Obama telah menerbangkan sejumlah pesawat bersenjata baik berawak maupun nirawak (drone) di wilayah udara Irak, kemarin. Pentagon mengatakan, tindakan itu untuk melindungi keselamatan para pegawai Amerika Serikat (AS) yang bekerja di Irak.
 
”Apa yang akan saya katakan adalah bahwa kami terus menerbangkan, baik pesawat bersenjata berawak maupun pesawat tak berawak di wilayah udara Irak. Itu perintah pemerintah, terutama untuk pengawasan,” kata juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, seperti dikutip Reuters, Sabtu (28/6/2014).

 
"Alasan bahwa beberapa pesawat bersenjata dikerahkan adalah untuk memberikan perlindungan kepada beberapa penasihat militer AS. Operasi pesawat itu juga di luar batas-batas keduataan AS di Baghadad,” lanjut Kirby.
 
Misi pesawat bersenjata AS itu akan berlangsung antara 30 hingga 35 hari, untuk membantu pemerintah Perdana Menteri Nuri al-Maliki dalam mengusir militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
 



Sudah lebih dari dua tahun setelah pasukan AS menarik diri,  Gedung Putih telah mengabaikan seruan permintaan agar pasukan tempur AS dikerahkan kembali ke Irak. 
 
Pemerintahan Obama mengaku telah bekerja untuk mempercepat pengiriman senjata AS yang dipesan Irak.
 
Irak sebenarnya telah memesan 800 rudal, sejumlah helikopter, tank dan kendaraan perang lainnya. Kirby menyebut, pesanan Irak itu akan tiba dalam beberapa pekan mendatang. 
 
Namun, hal itu dianggap lamban oleh Irak. Negara itu, akhirnya berharap kepada Rusia untuk mengirimkan pesawat jet tempur yang akan digunakan untuk menumpas ISIS.


Sumber : Sindonews

Ditipu AS, Irak Pilih Jet Tempur Rusia untuk Gempur ISIS



BAGHDAD - Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki mengaku kecewa dengan Amerika Serikat (AS) yang lamban mengirimkan pesawat jet tempur yang dipesan untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
 
Maliki bahkan blak-blakan  mengaku  ditipu AS terkait kontrak pembelian pesawat jet tempur. Irak kini berpaling ke Rusia. Maliki berharap bisa memperoleh pesawat jet tempur Rusia dan Belarusia dalam beberapa hari ini. “Insha Allah dalam waktu satu minggu cara ini akan efektif dan akan menghancurkan sarang teroris,” katanya.
 
Dia mengatakan bahwa proses pembelian jet AS bertele-tele.”Saya akan jujur ​​dan mengatakan bahwa kami tertipu ketika kami menandatangani kontrak (dengan AS)," kata Maliki.
 
”Kita harus berusaha untuk membeli jet tempur lain seperti dari Inggris, Prancis dan Rusia untuk mengamankan wilayah udara. Jika kita memiliki perlindungan udara, kita akan bisa melewati apa yang telah terjadi,”  lanjut Maliki.
 
Menurutnya, Irak akan memperoleh pesawat jet tempur bekas dari Rusia dan Belarusia. ”Seharusnya tiba di Irak dalam dua atau tiga hari,” imbuh dia, dalam wawancaranya dengan BBC, semalam (26/6/2014).



 
AS yang mengklaim mendukung pemerintah Irak, telah menekankan bahwa militan hanya bisa dikalahkan oleh pasukan Irak sendiri. Keengganan AS untuk membantu Irak secara langsung itu, membuat pemerintah Maliki mencari bantuan lain, yang kemungkinan dari tetangganya, Iran.
 
Menurut Maliki, Irak telah minta agar dikirim pesawat jet tempur Sukhoi Su-27. Pesawat jet tempur jenis itu mirip dengan pesawat yang membombardir sarang ISIS di Irak yang disebut-sebut berasal dari militer Suriah.
 
Sumber-sumber militer dan pemberontak mengatakan serangan itu terjadi di Irak, di persimpangan Qaim, meskipun Maliki mengatakan hal itu dilakukan di wilayah Suriah. Sumber militan telah melaporkan selama dua hari yang pesawat jet tempur Suriah menghantam wilayah Qaim, dan Rutba, Irak.
 
Serangan itu berlangsung dua hari. Pertama menewaskan 70 orang, dan serangan di hari kedua menewaskan 20 orang.


Sumber ; Sindonews

Kapal Perang anti kapal selam pertama buatan india siap bertugas



kapal perang pertama buatan india kelas korvet anti kapal selam 'INS Kamorta' siap untuk ditugaskan oleh Angkatan Laut India bulan depan, kata para pejabat pertahanan india beberapa hari yang lalu

dibangun oleh Garden Reach Shipbuilders & Engineers Ltd (GRSE) di Kolkata , kapal itu akan menjadi kapal perang pertama yang dipersenjatai dengan peluncur roket produksi lokal untuk peperangan anti kapal selam, katanya.


Korvet tersebut sedang bersiap untuk berlayar keluar dermaga GRSE di Kolkata untuk bergabung dengan armada timur Angkatan Laut di Vishakhapatnam pada bulan Juli, kata para pejabat pertahanan india menambahkan. 


kapal perang canggih di Garis depan  dengan fitur siluman juga akan menjadi kapal perang pertama yang dipersenjatai dengan peluncur sekam baru — Kavach. 


Dengan berat sekitar 3400 ton, kapal ini dapat mencapai kecepatan maksimum 25 knot. kapal ditenagai oleh empat mesin diesel 3888 KW hasil rancangan produksi lokal dengan kekuatan 1050 rpm dan bisa menjangkau hampir 3.500 mil laut di kecepatan 18 knot. 



Panjang keseluruhan kapal adalah 109 meter dan lebar hampir 13 meter itu pada tonjolan batas maksimal (batas tertinggi).


Dengan sekitar 90 persen komponen kapal buatan lokal, dan kapal juga mampu menempatkan sebuah helikopter, serta dapat memberi pukulan yang signifikan untuk kemampuan anti-kapal selam .

Sumber : http://timesofindia.indiatimes.com/india/First-indigenous-anti-submarine-warfare-ship-ready/articleshow/37127127.cms

Jumat, 27 Juni 2014

GAK KUAT BELI F-35? KFX ALTERNATIFNYA!

tingginya biaya akusisi pesawat tempur memaksa negara-negara berkembang untuk memulai program jet tempur mereka sendiri untuk bisa menyaingi biaya harga dan kinerja dari jet tempur buatan Amerika dan Eropa.

Turki, Korea Selatan, India, China serta Pakistan mengklaim , mereka akan mengalahkan pesawat barat dari segi biaya. Meskipun teknologi mereka mungkin masih dibawah pesawat Barat atau Rusia, tetapi tingkat peralatan dan persenjataan pada pesawat mereka dianggap ‘sudah cukup’ untuk pasukan udara.

apa yang harus dikhawatirkan bahwa produsen pesawat seperti Lockheed Martin, Boeing, Eurofighter, Dassault dan Saab merupakan beberapa produsen pesawat tempur negara-negara berkembang yang sedang melirik pasar ekspor untuk pesawat tempur yang harganya relative lebih murah. hal ini telah terjadi disaat ketika beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan yang sedang mencari pengganti pesawat era Vietnam mereka seperti F-5, Mirage F-1 dan MiG-21 dengan pesawat yang lebih modern .





program KFX-IFX korsel yang juga melibatkan pihak kita Indonesia melalui para insinyur-insinyur  terbaik PT DIRGANTARA INDONESIA (PT .DI) dengan skema TOT (Transfer Of Teknologi ) itu bertujuan untuk menggantikan peran jet tempur F-16 yang dijadwalkan akan diproduksi di tahun 2023 dan indonesia pun akan menerima sebanyak 50 unit pesawat. “ KFX mungkin akan membuktikan negara-negara yang lebih kecil, ketika mereka menggabungkan dana dan sumber daya, mereka dapat menghasilkan pesawat yang mendekati generasi kelima dari sebuah jet tempur yang diproduksi oleh negara dengan sumber daya yang jauh lebih besar, seperti Amerika Serikat, Rusia dan China. Tapi ini tidak mungkin. KFX, jika sudah selesai, mungkin menarik bagi negara-negara kurang kaya yang tidak mampu membeli F-35 ", kata Richard Weitz, direktur Pusat Analisis Politik-Militer di Hudson Institute seperti dikutip New York times.

Versi C103-iA full arm

AGM berfungsi mengurangi vektor udara masuk ke dalam lambung pesawat secara masif, hal ini sangat berbahaya bagi keseimbangan pesawat saat meluncurkan missile

dengan teknologi “eject launcher” C-103-iA bisa menembakkan missile bahkan dalam posisi/manuver ekstreem, berbeda dengan F-35 atau F-22 yang konsepnya hanya “menjatuhkan/melepaskan missile”

sistem radar yang digunakan sudah menggunakan sistem radar AESA, tak lupa IRST (diatas) dan EOST dibagian bawah. mechine gun terletak disebelah kiri mirip F-35



implementasi airbrake mirip sukhoi

Wakil Dubes China: Pulau Natuna Milik Indonesia




Wakil Duta Besar China untuk RI, Liu Hongyang, menegaskan kembali, bahwa antara Indonesia dan negaranya tidak ada masalah sengketa Pulau Natuna. Pulau yang terletak dekat Riau itu, ujar Liu, memang milik Indonesia. 

Demikian ungkap Liu yang ditemui di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), pada Kamis, 26 Juni 2014. Menurut Liu, hal tersebut telah dijelaskan oleh Pemerintah China kepada Indonesia. 

"Telah ada kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Ali Alatas dengan Menlu Qian Qichen bahwa Natuna memang milik Indonesia. Sementara RI mendukung kedaulatan di Pulau Nansha," kata dia. 

Penjelasan, imbuh Liu, bahkan telah disampaikan secara rinci ke Pemerintah RI. 

China mengklaim 90 persen wilayah perbatasan Laut China Selatan seluas 3,6 juta kilometer persegi. Klaim China itu dikenal dengan batas sembilan garis putus-putus (nine dash lines). 

Laman china.org.cn, melansir klaim itu didasari peta kuno armada Laut China pada abad kedua sebelum masehi. Isinya mengklaim China sebagai penemu Kepulauan Nansha (Spratly). 

Walau Indonesia tidak masuk ke dalam kategori negara pengklaim dalam sengketa Laut China Selatan, klaim teritori itu tumpang tindih setidaknya dengan sebagian wilayah perairan timur laut Kepulauan Natuna, Provinsi Riau. Di perairan tersebut, setidaknya ada tiga blok eksplorasi minyak dan gas bumi milik Indonesia. 

Menurut pakar hukum laut internasional, Hasjim Djalal, Indonesia telah dua kali berupaya menanyakan hal tersebut kepada China secara resmi. Pertama, tahun 1994 silam dengan mengirim utusan diplomatik resmi. Namun, saat itu tidak ada jawaban. 

Upaya kedua, dilakukan tahun 1995, ketika Menlu Ali Alatas berkunjung ke Beijing. Saat itu pertanyaan Ali dijawab Menlu Qian, bahwa China tidak punya masalah dengan Indonesia. 

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pun telah mengajukan keberatan soal nine dash lines tersebut ke PBB tahun 2010 silam.

Sumber : http://pertahananbangsa.blogspot.com/2014/06/wakil-dubes-china-pulau-natuna-milik.html

Ketua PPAL: Indonesia Butuh Kapal Induk




Menyoal masalah pertahanan laut dengan konsep outward looking, Ketua Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL), Laksamana (Purn) Achmad Sutjipto, menyampaikan bahwa TNI AL membutuhkan kapal induk.

“Kita sangat perlu sekali kapal induk. Karena, dalam manuver capability terkait dalam olah gerak, dan itu memerlukan kapal induk,” ucap Achmad.

 Achmad mempersoalkan kesalahan cara berpikir dalam masalah prinsip yang mengacu pada Pembukaan UUD 1945. Dari situ, TNI selalu dianggap memegang prinsip cinta damai dan bertahan, serta anti-ekspansi.

 “Jika Panglima TNI katakan kita tidak perlu kapal induk, karena kita tidak mempresisikan kemampuan kita untuk keluar. Menurut saya, lebih kepada pernyataan politik saja, supaya TNI tidak dituduh ekspansi,” paparnya.

 Pasalnya, kapal induk kerap digunakan negara-negara kontinental yang cenderung ekspansif seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Sedangkan Indonesia sangat anti terhadap penjajahan atau ekspansi.

 “Pertahanan terbaik adalah dengan menyerang. Indonesia merupakan negara besar. Tidak mungkin kita hanya melihat dan duduk manis. Kita tidak bisa melihat situasi yang berantakan di depan kita. Kita harus menjadi anchor-nya (jangkar—red) Asia Tenggara. 

Kita tidak bisa melihat Tiongkok merajalela, Amerika merajalela. Tidak mungkin itu. Ada saatnya kita bicara di Lautan Pasifik dan ada saatnya kita bicara di Laut Tiongkok Selatan,” tegasnya.

 Jadi, Achmad menjelaskan implementasi dari maksud ‘ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial’ harus dengan membangun kekuatan, khususnya TNI AL dengan beberapa kapal induk.

 “Tidak ada zero enemy, karena akan tiba saatnya kepentingan nasional kita bersinggungan dengan kepentingan negara lain. Tidak mungkin kita korbankan kepentingan kita untuk orang lain,” tutur Achmad penuh semangat.





Ditempatkan di Samudera Hindia

 Sementara itu, menurut mantan KSAL, Slamet Subijanto, dengan luas permukaan laut sekitar 6 juta km2, idealnya kekuatan angkatan laut Indonesia sama dengan Eropa. Indonesia membutuhkan kapal induk yang dapat mengiringi patroli di daerah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

 “Kapal induk dapat menampung pesawat udara dan helikopter. Semua persoalan akan mudah diselesaikan,” ungkap Slamet.

 Menurut Slamet, pernah digembar-gemborkan, pulau-pulau kecil itulah kapal induknya. Namun, itu keliru. Karena, tidak ada mobilitas.

 “Itu kan konsep mengerdilkan angkatan laut. Ada biaya perawatan, kemudian jika terjadi di jarak lebih 200 mil, perjalanan ini juga akan makan waktu. Pesawat juga tidak bisa berhenti di udara, kan?” ungkapnya.

 Ia mengatakan, paling tidak, Indonesia membutuhkan tiga unit kapal induk. Semua kapal induk ditempatkan di Samudera Hindia. Karena, di sana masa depan Indonesia.

 “Makanya saya bangun pangkalan laut di sana, karena dalam rangka kepentingan ke depan, Samudera Hindia. Di laut selatan, sekarang yang berkuasa, kita dan Australia. Australia sudah memulai membuat semacam kapal induk,” papar Slamet.

Sumber : Jurnalmaritim

Militer Rusia akan Menerima 4 Kapal Penyapu Ranjau di 2019






IMD - Angkatan Laut Rusia akan menerima empat kapal penyapu ranjau baru pada tahun 2019 di bawah Proyek 12700, kapal pertama akan dimasukkan ke dalam dinas di akhir tahun 2015, kata Kementerian Pertahanan Rusia,hari Kamis kemarin. 

Sebuah upacara yang akan diadakan di galangan kapal Sredne-Nevsky di St Petersburg pada hari Jumat ini adalah untuk memandu memperkenalkan kapal penyapu ranjau dari proyek yang dinamai 'Alexander Obukhov', seorang pahlawan komandan kapal armada Soviet ternama era (1917-2009). 

kapal penyapu ranjau Alexander Obukhov adalah kapal pandu dalam deretan itu, dan pada bulan April 2014, galangan kapal Sredne-Nevsky telah menandatangani kontrak dengan Departemen Pertahanan Rusia untuk membangun tiga kapal [tambahan] untuk proyek tersebut. Sesuai dengan kontrak,dijadwalkan ketiga kapal itu akan diserahterimakan di tahun 2016-2018, "kata kementerian pertahanan rusia dalam sebuah pernyataan. 


Alexander Obukhov merupakan kapal penyapu ranjau dengan berat 890 ton , panjang 61 meter dengan lebar 10 meter. kecepatan maksimumnya 16,5 knot dan awaknya yang berjumlah 44 orang. Kapal, dirancang oleh 'Almaz' biro konstruksi pusat kelautan ,yang bertugas untuk mencari dan menghancurkan ranjau di pangkalan laut terhadap perairan sekitarnya , pada jarak yang aman. Alexander Obukhov akan segera bergabung dengan Armada Utara Rusia.

Sumber : en.ria.ru

INDONESIA TAKKAN BANGUN MILITER AGRESIF




Indonesia akan terus membangun kekuatan militernya. Tetapi dipastikan pembangunan pertahanan ini tidak akan mengarah pada sifat militer yang agresif. Hal itu disampaikan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono saat Upacara Prasetya Perwira TNI di Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Kamis 26 Juni 2014.

Dia menegaskan TNI akan terus siap menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia. Militer juga harus mampu menghadapi berbagai ancaman yang terus berkembang dari masa ke masa. Untuk itu, tidak sekadar persenjataan saja yang dibutuhkan tetapi kemampuan personel militer dalam banyak hal terutama teknologi.

Menurutnya, dalam tiga dekade terakhir telah terjadi revolusi bidang militer. Perang di era sekarang jauh berbeda dengan masa lalu. Saat ini kekuatan teknologi menjadi begitu penting. Dan setiap anggota TNI harus memiliki kemampuan dalam perang teknologi ersebut ”TNI dituntut untuk semakin cerdas terampil dan adaptif termasuk revolusi di bidang militer yang terangkum dalam tiga dekade terakhir ini,” ungkapnya.

Namun Presiden juga mengatakan pegembangan peralatan tempur juga penting. Termasuk membuat senjata sendiri. Senjata yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri harus terus dikembangkan

“Kita tidak bermaksud mengembangkan kekuatan militer yang agresif. Kita cinta damai meski kedaulatan negara adalah harga mati,” tegasnya.

Presiden juga menyoroti perkembangan situasi regional yang harus mendapat perhatian dari Indonesia. Negara ini harus tampil sebagai kekuatan regional yang aktif dalam upaya membangun kerjasama guna mencegah munculnya konflik.

”Karena itu pemimpin TNI harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang kuat dalam menghadapi perkembangan lingkungan yang strategis itu. Agar kepentingan nasional dapat dijaga dan lindungi.”

Sumber : Jejaktapak.com

LEOPARD 2A7 +, TANGGUH DI SEGALA MEDAN PERANG























Kamis, 26 Juni 2014

Sejarah F-16 Pesawat Tempur Terbaik Dimasanya

Belum pernah ada dalam sejarah pesawat tempur diproduksi sebanyak F-16. Pesawat tempur ringan multirole ini benar-benar menjadi idola semua negara. Ditambah sikap Amerika yang tidak pelit untuk menjual teknologi ini, dan menjadikan F-16 sebagai pesawat tempur terbanyak yang wira-wiri di langit bumi ini.

F – 16 terpilih finalis dalam program pembangunan militer yang digelar Angkatan Udara AS untuk melahirkan sebuah pesawat yang memiliki kemampuan dogfighting yg unggul dan ringan tetapi dengan biaya murah. Rencana awal, pesawat ini hanya akan diproduksi terbatas untuk Angkatan Udara AS yakni sebanyak 650 pesawat. Tetapi yang terjadi kemudian F – 16 telah menjadi salah satu program produksi militer terbesar dan paling sukses dalam sejarah penerbangan .
Angkatan Udara AS memilih F – 16 untuk mengisi angkatan udaranya pada tahun 1975 . beberapa bulan kemudian, Belgia , Denmark , Belanda , dan Norwegia mengumumkan rencana untuk membeli F -16 . Akhirnya program produksi pesawat dinaikkan menjadi 998 pesawat. Namun belum satu dekade setelah itu 17 angkatan udara di 16 negara juga tertarik untuk menggunakannya. Produksi pun melesat hingga 3.000 F -16 . Saat ini lebih dari 4.200 pesawat berada di 19 negara. Ada yang membeli ada yang mendapat hibah dari bekas AU AS termasuk Indonesia yang mendapat hibah sebanyak 24 pesawat F-16 block 25 yang ditingkatkan kemampuannya menjadi setara block 52.


F – 16 biasanya digunakan untuk misi tingkat tinggi dengan gelombang tempur yang tinggi. Selain itu untuk misi di malam hari maupun saat cuaca buruk pesawat ini pun tetap mampu menjalaninya. Sistem pesawat memiliki kehandalan, redudansi sistem , navigasi, dan akurasi senjata. Tingkat keamanan pesawat ini juga disebut paling tinggi di banding seluruh pesawat tempur yang ada.

Produksi pertama F – 16 dimunculkan pertama pada tahun 1978. dan mencapai 1.000 unit sampai tahun 1983. Jumlahnya meningkat menjadi 2.000 pada awal 1988 , 3.000 di akhir 1991 , dan 4.000 pada awal tahun 2000.

Jumlah jam terbang pun juga fantastis. Seluruh dunia dengan armada F – 16 telah melampaui satu juta jam terbang pada tahun 1986 , dua juta pada tahun 1988 , tiga juta pada tahun 1990 , empat juta pada tahun 1992 , lima juta pada tahun 1994 , delapan juta pada tahun 1998 , dan sembilan juta di tahun 2000. Khusus Angkatan Udara AS, mereka sudah melesatkan pesawat ini dengan lima juta jam terbang pada tahun 1997 .
F – 16 telah mengalami perubahan besar evolusi yang panjang. Secara bertahap pesawat ini mengalami upgrade. yang Pertama muncul model F – 16C / D pada tahun 1984. Selanjutnya pada 1986 diterbangkan versi pertama Block 30 dengan mesin baru pada tahun 1986. Blok 40 dengan kemampuan serangan malam pada tahun 1988 diterbangkan pertama kali. Dan pada 1991 lahir blok 50 dengan mesin yang lebih kuat dan perbaikan lainnya.

Kemampuan baru telah ditambahkan ke pesawat yang lebih tua melalui upaya retrofit seperti upgrade kemampuan operasional F – 16A / B dan program  F – 16 Air Defense Fighter. Pada tahun 1991 , Amerika Serikat dan empat negara Eropa memulai pengembangan F – 16A / B Mid -Life Update untuk memodernisasi avionik pesawat yang lebih tua dengan teknologi terbaru . Sekitar 650 F – 16 C / D milik USAF juga akan menerima upgrade melalui program avionik baru, kokpit, dan senjata canggih.






























F – 16XL yang memiliki perbedaan mencolok di sayapnya dibanding generasi sebelumnya



Bukan hanya pengembangan teknologi, pada akhir 1980-an , pekerjaan dimulai pada beberapa program yang berkaitan dengan versi baru , konfigurasi , dan misi untuk F – 16 . Pada tahun 1982 , dua demonstrasi F – 16XL diterbangkan. Versi ini mengalami banyak perubahan secara fisik. Memiliki badan yang lebih besar, sayap lebih besar hingga ke belakang dengan kulit komposit . Versi ini menawarkan peningkatan besar dalam jangkauan dan payload .

Secara luas F - 16  dimodifikasi pada tahun 1987 untuk Angkatan Udara AS melalui program yang disebut VISTA. VISTA/F-16 terbang untuk pertama kalinya pada bulan April 1992. Pada tahun 1993 , pesawat ini dimodifikasi dengan multiaxis mesin thrust -vectoring- General Electric yang memungkinkan pesawat untuk terbang pada sudut sempit dan untuk melakukan manuver ke bawah secara tajam. Mesinnya juga diganti dengan mesin thrust -vectoring- Pratt & Whitney. Hanya saja pesawat F-16 jenis ini tidak dijual untuk negara lain, Pesawat ini juga menjadi salah satu dasar pengembangan Joint Strike Fighter F-22 Raptor. 

F – 35 BELUM BISA SEMBUNYI DARI RADAR RUSIA & CHINA


383932

Pentagon benar-benar menumpukan harapan kepada F-35 Joint Strike Fighter (JSF) sebagai pesawat siluman masa depan. Tetapi masalah serius yang masih dihadapi sampai saat ini ternyata membuat pesawat siluman ini belum bisa sembunyi dari deteksi radar yang dikembangkan Rusia dan China.
Jutaan dollar sudah dikucurkan untuk terus mengembangkan pesawat tempur super canggih ini. Konsentrasi terus ditekankan untuk mencari cara bagaimana F-35 bisa benar-benar menjadi siluman yang tidak bisa ditangkap oleh radar manapun di bumi ini.

Masalahnya F – 35 sangat rentan terhadap deteksi oleh radar yang beroperasi di spectrum VHF. Sementara jamming pesawat tempur sebagian besar terbatas pada x-band, sektor yang dicakup oleh radar APG – 81.
Kontra- siluman dengan menggunakan radar band VHF sebenarnya juga telah diketahui umum selama beberapa dekade . Ketika era siluman mulai berkembang pada tahun 1983, MIT Lincoln Laboratory membangun radar dengan 150 kaki bersistem VHF sebagai peringatan dini Rusia . Lockheed Martin pembuat F – 35 itu pun sadar Rusia juga membangun teknologi tersebut.
Amerika mencoba membuat pesawat yang bisa lolos dari jangkauan radar VHF dan bisa sukses ketika diterapkan pada pembom B – 2. Tetapi hal itu tidak bisa diterapkan di F-35 karena pesawat ini memiliki kecepatan supersonik. Berbeda dengan B-2.
Penambahan teknologi jamming broadband aktif di pesawat siluman juga telah dilakukan pada 1995. Tetapi lagi-lagi hal itu belum memecah kebuntuan agar benar-benar menjalankan operasi senyap. Jaming hanya bisa dilakukan ketika yakin bahwa pesawat sudah benar-benar ditangkap radar. Jika pesawat belum tertangkap radar tetapi jaming dioperasionalkan justru akan menjadi kontra siluman. Pasalnya, musuh justru akan bisa mendeteksi gelombang yang dipancarkan.
Pihak JSF pun masih terus mengembangkan teknologi di pesawat yang sudah berkali-kali mengalami penundaan ”Untuk menunjukkan bahwa F – 35 bisa bersembunyi merupakan seperti ibarat bahwa langit tidak biru Secara harfiah, karena keduanya melibatkan fenomena yang sama ” tulis JSF.


Perencana JSF , pada pertengahan 1990-an meyakini pada 2010 pesawat ini sudah bisa masuk ke skadron. Tetapi modernisasi teknologi China yang begitu dahsyat membuat pengembangan F-35 pun tidak harus terus berubah.
Rusia pun tak mau kecolongan. Kabar santer yang diterima menyebutkan negara ini tengah membangun radar digital VHF AESA 100 yang juga dimasukkan radar frekuensi tinggi yang kuat yang dapat melacak target kecil. Sementara Angkatan Laut AS juga khawatir kapal perang China yang baru membawa juga mengusung radar type 517M VHF.