Rabu, 25 Juni 2014

Rafale Kian Dekat ke Qatar


Rafale1
Qatar dan Prancis mulai berbicara kemungkinan kerjasama bidang pertahanan. Salah satunya adalah pembelian Dassault Rafale.
Hal itu dibicarakan saat pertemuan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dengan Presiden Prancis Francois Hollande di Prancis. Sebuah sumber Prancis mengatakan dalam pertemuan itu memang sempat dibahas tentang rencana tersebut.
Qatar berencana secara signifikan meningkatkan angkatan udara mereka. Negara teluk yang kaya minyak itu ingin meningkatkan peran internasional yang lebih luas setelah mengambil bagian dalam konflik Libya 2011 yang lalu.
Angkatan udara Qatar saat ini mengoperasikan 12 skuadron Dassault Mirage -2000 dan berencana untuk membeli 72 jet.”Qatar selalu memilih teknologi Perancis untuk angkatan bersenjatanya,” kata Hollande dalam pidato di pertemuan tersebut.
Di Qatar, Dassault Aviation bersaing dengan Eurofighter Typhoon yang ditawarkan oleh konsorsium Eropa Airbus Group, BAE Systems dan Finmeccanica. Selain itu F-15 Boeing juga ikut bersaing mendapatkan kontrak. “Secara tradisional, Qatar adalah benteng Perancis di ekspor senjata tetapi mereka telah membeli dari tempat lain,” kata Douglas Barrie, Senior di International Institute for Strategic Studies. “Saya akan terkejut jika Prancis nanti tidak mendapatkan kontrak ini,” katanya.
Qatar sebenarnya juga sempat ingin bisa memiliki F-35. Namun sejauh ini Washington belum memikirkan untuk bisa mengirim pesawat itu ke negara-negara wilayah Teluk.

Tetapi para ahli mengatakan penjualan senjata itu bisa terjadi sekitar lima tahun setelah Israel menerima jet tempur F-35 pertama pada tahun 2016.
Pedoman kebijakan AS adalah bahwa Israel harus mempertahankan keunggulan militernya yang kompetitif. “Pertanyaan kuncinya adalah apakah Amerika akan merilis F-35 dan jika demikian kapan,” kata Barrie.
Sumber: Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar