Kamis, 26 Juni 2014

AMERIKA KEMBANGKAN DRONE NEXT GENERATIONS




Angkatan Udara Amerika berada dalam tahap awal perencanaan armada drone. Dengan demikian peran manusia akan terus berkurang dalam armada ini.

Amerika sepenuhnya sadar, drone telah mengambil peranan penting dalam operasi tempur selama 10 tahun terakhir. Tetapi teknologi ini tetap masih jauh tertinggal dengan pesawat tempur berawak. Pengembangan sektor ini dinilai masih dinomorduakan.

Untuk itu Angkatan Udara Amerika Serikat menargetkan dalam 25 tahun ke depan kondisinya akan mulai berbalik. Armada drone akan dibentuk dengan lebih kuat dan terpadu.

Kolonel Ken Callahan, director of remotely piloted aircraft capabilities Angkatan Udara Amerika mengatakan armada drone masa depan juga akan menggabungkan kemampuan stealth dan jaringan yang mirip dengan armada pesawat berawak.





Masa Depan drone Angkatan Udara juga akan perlu untuk menjadi modular, yang berarti insinyur dapat bertukar muatan sensor ketika persyaratan misi mengubah atau teknologi baru muncul, Callahan menjelaskan.
Beberapa drone mungkin akan dibuat jauh lebih kecil tetapi dengan teknologi tinggi memungkinkan platform lebih banyak fungsi.

RPA Vector tengah membahas lanskap konseptual arah perubahan Angkatan Udara menuju kekuatan drone yang kuat. Bukan hanya menjadi pesawat tempur, tetapi juga bomber jarak jauh dirancang untuk terbang tanpa awak.




RQ-170 Sentinel buatan Lockheed Martin merupakan drone siluman yang terbang pada misi intelijen di Pakistan menjelang misi yang menewaskan Osama bin Laden pada tahun 2011. Boeing juga telah meluncurkan Phantom Ray, sebuah kendaraan tempur udara tak berawak yang pada tahun 2011. Pesawat ini memiliki lebar sayap 50 kaki, bisa naik ke 40.000-kaki dan mencapai kecepatan Mach 0,85.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar