Jumat, 27 Juni 2014

GAK KUAT BELI F-35? KFX ALTERNATIFNYA!

tingginya biaya akusisi pesawat tempur memaksa negara-negara berkembang untuk memulai program jet tempur mereka sendiri untuk bisa menyaingi biaya harga dan kinerja dari jet tempur buatan Amerika dan Eropa.

Turki, Korea Selatan, India, China serta Pakistan mengklaim , mereka akan mengalahkan pesawat barat dari segi biaya. Meskipun teknologi mereka mungkin masih dibawah pesawat Barat atau Rusia, tetapi tingkat peralatan dan persenjataan pada pesawat mereka dianggap ‘sudah cukup’ untuk pasukan udara.

apa yang harus dikhawatirkan bahwa produsen pesawat seperti Lockheed Martin, Boeing, Eurofighter, Dassault dan Saab merupakan beberapa produsen pesawat tempur negara-negara berkembang yang sedang melirik pasar ekspor untuk pesawat tempur yang harganya relative lebih murah. hal ini telah terjadi disaat ketika beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan yang sedang mencari pengganti pesawat era Vietnam mereka seperti F-5, Mirage F-1 dan MiG-21 dengan pesawat yang lebih modern .





program KFX-IFX korsel yang juga melibatkan pihak kita Indonesia melalui para insinyur-insinyur  terbaik PT DIRGANTARA INDONESIA (PT .DI) dengan skema TOT (Transfer Of Teknologi ) itu bertujuan untuk menggantikan peran jet tempur F-16 yang dijadwalkan akan diproduksi di tahun 2023 dan indonesia pun akan menerima sebanyak 50 unit pesawat. “ KFX mungkin akan membuktikan negara-negara yang lebih kecil, ketika mereka menggabungkan dana dan sumber daya, mereka dapat menghasilkan pesawat yang mendekati generasi kelima dari sebuah jet tempur yang diproduksi oleh negara dengan sumber daya yang jauh lebih besar, seperti Amerika Serikat, Rusia dan China. Tapi ini tidak mungkin. KFX, jika sudah selesai, mungkin menarik bagi negara-negara kurang kaya yang tidak mampu membeli F-35 ", kata Richard Weitz, direktur Pusat Analisis Politik-Militer di Hudson Institute seperti dikutip New York times.

Versi C103-iA full arm

AGM berfungsi mengurangi vektor udara masuk ke dalam lambung pesawat secara masif, hal ini sangat berbahaya bagi keseimbangan pesawat saat meluncurkan missile

dengan teknologi “eject launcher” C-103-iA bisa menembakkan missile bahkan dalam posisi/manuver ekstreem, berbeda dengan F-35 atau F-22 yang konsepnya hanya “menjatuhkan/melepaskan missile”

sistem radar yang digunakan sudah menggunakan sistem radar AESA, tak lupa IRST (diatas) dan EOST dibagian bawah. mechine gun terletak disebelah kiri mirip F-35



implementasi airbrake mirip sukhoi






Jepang, yang industri militernya tumpul setelah Perang Dunia II , kini mereka sedang mencoba untuk mendapatkan kembali dalam persaingan bisnis pertahanan global. pihak mereka merencanakan jet tempur Mitsubishi ATD-X Shinshin yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan jepang pada peneliti teknis pertahanan & institut teknis pengembangan yang merupakan jet tempur pertama dari jet tempur sejenis dengan mengaplikasikan beberapa teknologi canggih , bahkan tidak dimiliki jet-jet tempur barat. 


Pesawat tempur ini sedang dikembangkan sebagai pesawat tempur generasi 5 yang merupakan andalan pasukan Bela Diri Angkatan udara Jepang. Jepang berencana untuk menggantikan armada tuanya , seperti F-4 dan F-15.

ATD-X

U.S. RAND menerbitkan sebuah laporan ekspor senjata China, dan mengklaim bahwa jet tempur J-10 dijual tak lebih dari US $ 40 juta. sebaliknya, F-16 AS, pesawat dikelas yang sama dalam dinas aktif, biayanya saja bisa mencapai US $ 65 juta. lalu jet tempur FC-1 ,  jet latih K-8 dan pesawat serang ringan yang dihasilkan dari hasil desain dan penelitian bersama antara China dan Pakistan.

J-10



 F-16



Laporan lain menyebut bahwa Myanmar sedang mencari lisensi pembelian untuk memproduksi pesawat JF-17 di dalam negeri , yang disebut FC-1 Xiaolong di Cina. Jika laporan itu akurat, hal ini akan menjadikan Myanmar sebagai pembeli asing pertama dari jet tempur tersebut. Saat ini, hanya Angkatan Udara Pakistan yang mengoperasikan JF-17. 


JF-17 adalah pesawat ringan dengan mesin tunggal , yang merupakan pesawat tempur multi-peran hasil pengembangan bersama oleh China dan Pakistan.
Pesawat ini dapat dipersenjatai dengan berbagai bom dan rudal termasuk PL-5EII, PL-9C dan PL-12 AAM, rudal anti-kapal C-802A , general purpose bombs , dan munisi yg dipandu laser serta countermeasures di 7 titik poin (empat di bawah sayap, 2 wingtip, 1 di bawah badan pesawat). Set standar persenjataan pesawat  dilengkapi dengan cannon 23 mm GSH-23-2 twin barrel  atau 30 mm dari versi yang sama.













JF-17 Block 2



Harga patokan ekspor untuk JF-17 Block I adalah $ 20 juta dan Blok 2 seharga $ 25 juta. 
Angkatan Udara Pakistan adalah operator utama JF-17 dengan 54 pesawat yang operasional termasuk 6 prototipe.



Menurutnya, Pakistan adalah pembeli yang paling memungkinkan untuk jet tempur J-31 yang sekilas mirip dengan F-35 atau bahkan hasil copyan (KW) yang didapat melalui para hacker-hacker ternama china yang membobol teknologi rahasia yang ada didalam F-35 tersebut. Dan saat ini kedua belah pihak tetap mengikuti pekerjaan pengembangan bersama pada program JF-17 Thunder advanced fighter. 





J-31 merupakan pesawat bermesin ganda, medio ukuran jet tempur generasi kelima . pesawat ini kabarnya dilengkapi dengan mesin kembar Rusia RD-93.



sedangkan Pihak Turki berharap bahwa indigenous TF-X akan terbang di 2023. Turki aerospace powerhouse, Turkish Aerospace Industries (TAI), sudah memperdebatkan hasil tiga desain / rancangannya.


TFX


Komite Eksekutif Industri Pertahanan Turki memutuskan untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi sebuah jet tempur lokal udara ke udara generasi berikutnya yang akan menggantikan armada F-16 nya dan siap bekerja sama dengan program F-35.


Combat Aircraft India Light (LCA), juga disebut jet tempur 'Tejas' telah lama dalam pengembangan tetapi program itu telah dipercepat selama beberapa tahun terakhir untuk mengurangi keterbatasan pesawat tempur Angkatan Udara India. dan keterbatasan itupun kabarnya akan digantikan oleh jet tempur Saab Gripen untuk memenuhi permintaan Angkatan Udara India untuk menggantikan MiG-21.

Tejas

Saab Gripen NG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar