Kapal selam KRI 404 pesanan TNI AL
Pemerintah tengah gencar memperbanyak alat utama sistem pertahanan (alutsista). Selain sudah memesan 6 unit helikopter ke PTDI, pemerintah juga akan menambah 10 unit kapal selam baru yang beroperasi di perairan Indonesia. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan penambahan kapal selam ini tentunya untuk mendukung keinginan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia poros maritim dunia. Sehingga, dibutuhkan alutsista yang memadai. "Kalau ada kapal selam dengan kemaritiman pak Jokowi kita akan buat. Bisa ada 10 kapal selam nanti di alur laut," kata Ryamizard usai menerima dua helikopter yang dipesan ke PTDI di hanggar PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (25/11/2016). Ryamizard menjelaskan untuk pengadaan kapal selam tersebut rencananya akan melalui pemesanan ke luar negeri dan dibuat di dalam negeri. Mengingat, Indonesia belum memiliki teknologi yang mumpuni untuk membuatnya secara mandiri.
"Rencananya tahun depan kita mau bikin dua kapal selam di sini. Sudah ada dua yang kita beli dari luar, kita adopsi dari yang sudah ada," ucap dia. Menurutnya pembelian alutsista ke luar negeri tak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan saja. Tetapi juga sebagai upaya transfer of teknology (ToT) milik negara-negara yang sudah maju. Sehingga, ke depannya Indonesia bisa membuatnya sendiri secara mandiri. "Kalau kita belum mampu jangan dipaksa. Kita beli tapi harus transfer teknologi ke kita. Agar kemudian kita bisa bikin. Kemudian jadi local content," terang dia. "Nanti kita mau pesan kapal selam dari Rusia. Kita belajar juga, sambil kita padukan. Kita harus cerdas. Curi ilmu untuk memperkuat kita sendiri. Semuanya harus ada ToT," pungkas Ryamizard.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar