Mengutip sumber dari Janes.com (17/11/2016), Sistem senjata yang tengah dalam proses pembicaraan dengan beberapa manufaktur adalah rudal hanud (pertahanan udara) VLS Mica dan rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet, kedua senjata ini merupakan produksi MBDA, Perancis. Sementara untuk kanon reaksi cepat tengah dilakukan negosiasi dengan pihak Rheinmetall Defence yang nantinya akan memasang Oerlikon Millenium 35 mm. DSNS telah mendapatkan mandat dari Kemhan RI untuk membantu proses negosiasi pada dua frigat Martadinata Class.
Sampai saat ini, di KRI RE Martadinata 331 baru terpasang kanon reaksi cepat Oto Melara 76/62 Super Rapin gun. Pada 11 Juli lalu, pihak Damen menyebut bahwa semua sistem telah diuji coba dan dinyatakan berhasil dengan baik di semua aspek. Serangkaian uji pada sesi sea trail mencakup pengujian sistem senjata (kanon Oto Melara 76 mm), sensor, radar, dan kemampuan sonar.
Diharapkan saat diserahterimakan ke pihak TNI AL, KRI RE Martadinata 331 sudah dilengkapi sistem persenjataan secara lengkap, termasuk peluncur torpedo Eurotorp B515. Integrasi beragam sistem senjata di kapal perang ini menggunakan combant management system (CMS) Tacticos dari Thales. Di KRI Martadinata 331 kini juga telah terpasang radar intai udara permukaan jenis Thales Smart –S MK2.
Merujuk ke spesifikasinya, PKR SIGMA 10514 punya bobot 2.400 ton, panjang 105 meter, dan lebar 14 meter. PKR dapat membawa 120 awak, dengan fasilitas hanggar, flight deck sanggup didarati helikopter seberat 10 ton. Dari segi performance, KRI RE Martadinata 331 mampu melaju sampai kecepatan maksimum 28 knots. Kemampuan jelajahnya maksimum hingga 5.000 nautical miles (setara 9.260 km), hal ini dapat dicapau jika kapal berlayar dengan kecepatan jelajah 14 knots. Bila kecepatan ditingkatkan ke 18 knots, maka jarak jelajahnya melorot ke 4.000 nautical miles (7.408 km).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar