Rusia sempat membuat banyak negara anggota NATO terkejut dengan penyebaran kelompok tempur angkatan laut yang dipimpin kapal Induk Admiral Kuznetsov ke Mediterania. Tetapi NATO menyatakan hal itu tidak perlu ditakuti.
Jenderal Petr Pavel, Ketua Komite Militer NATO, mengatakan kepada media Prancis Le Monde Minggu 20 November 2016, bahwa penyebaran tidak harus dilihat sebagai langkah “bermusuhan” karena dia meyakini Moskow tidak ingin menodai citra global.
“Kemampuan militer Rusia, serta kehadiran militer negara itu telah terus-menerus meningkat,” kata Jenderal Pavel.
Menurut Pavel Rusia ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki kekuatan militer yang harus dihormati dan yang melayani tujuan kebijakan luar negeri. Hal ini diperlukan untuk kembali ke arena internasional.
“Ini adalah tampilan kapasitas global Rusia dan sarana untuk melakukan operasi otonom Moskow,” jelasnya.
Rusia mengirim Kapal Induk Admiral Kuznetsov, penjelajah nuklir Pyotr Veliky dan sejumlah kapal lain ke Mediterania untuk melakukan misi tempur melawan ISIS dan pemberontak Suriah.
Pada 15 November, Kuznetsov untuk pertama kalinya dalam sejarah terlibat dalam misi tempur sebenarnya dengan mengerahkan jet-jet tempur dari dek penerbangannya. Sayangnya misi ini dinodai dengan jatuhnya salah satu MiG-29K sehari sebelum misi tempur pertama. Pesawat jatuh beberapa kilometer dari kapal induk ketika sedang melakukan pendekatan untuk mendarat.
“Saya tidak berpikir bahwa kebijakan luar negeri Rusia pada saat ini bertujuan menghancurkan citra sebagai actor yang konstruktif di arena internasional yang sedang coba dibangun Moskow. Jika Rusia tertarik untuk menjadi pemain global yang serius lagi, setiap tindakan agresi selama masa transisi ini akan merugikan tujuan tersebut,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar