Sabtu, 26 November 2016

Pengintai Udara & Pembunuh Tank, Helikopter Serang AH-64 Apache TNI AD

apache
Berdasarkan pertimbangan yang matang, TNI AD dalam program modernisasi persenjataannya memilih membeli helikopter serang Apache yang dioperasikan oleh Satuan Penerbangan Angkatan Darat. Melalui mekanisme FMS (Foreign Military Sale), Pemerintah Amerika Serikat dan Republik Indoneisa mengadakan perjanjian kerja sama pembelian helikopter Apache varian terbaru (AH-64E Longbow) yang dijadwalkan tiba pada awal 2017.
Pada suatu malam yang gelap pekat di padang gurun Irak, satu kompi helikopter serang dari Batalyon Penerbangan 3-1 terbang melintasi Brigade Kavaleri 1-1 tanpa lampu sama sekali. Mereka dapat melihat tank Bradley dengan jelas melalui kamera FLIR (Forward Looking Infra-red). Komandan Kompi Helikopter Serang yang melintas memastikan tidak ada pasukan kawan di depan mereka. Beberapa saat kemudian, mereka mendeteksi sejumlah titik panas pada kamera FLIR yang berada beberapa kilometer di depan formasi tank Bradley dari Brigade 1-1 tersebut.
Komandan Kompi Helikopter Serang segera memerintahkan kompinya mengambil posisi bertempur dengan terbang hover 50 kaki di atas permukaan tanah dengan separasi antar helikopter 100 – 150 meter. Mereka kemudian menembaki sasaran yang tidak terlihat oleh mata telanjang yang berada lebih dari 5 km di depan mereka. Setelah 45 menit menembaki sasaran, Kompi tersebut kembali ke titik bekal ulang depan (FARP = Forward Arming and Refueling Point) dan digantikan oleh Kompi C 3-1. di pihak musuh, mereka masih tidak menyadari apa yang menembaki dan menyebabkan kerusakan pada kendaraan tempur dan tank mereka. Aksi ini berlanjut sampai dengan pukul tiga pagi.
Serangan ini dapat melindungi Brigade Kavaleri 1-1 dan menyebabkan kehancuran Brigade Tank (T-72) Divisi Adnan dari Garda Republik Irak dalam satu malam. Hal ini pertama kalinya satu brigade dihancurkan dengan mengerahkan hanya unsur Helikopter Serang. Tetapi bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Helikopter Serang jenis apakah yang digunakan ?.
Batalyon Penerbangan 3-1 merupakan satuan yang dilengkapi dengan alutsista helikopter serang jenis AH-64 Apache. Helikopter serang Apache ini dilengkapi dengan berbagai teknologi sistem senjata yang modern sehingga dapat mengidentifi kasi musuh (terutama tank) pada jarak yang jauh tanpa terdeteksi oleh musuh.
Persenjataan dan peluru kendali yang diusungnya pun memiliki daya jangkau yang jauh melebihi daya jangkau tembakan tank musuh (T72). Berdasarkan pertimbangan yang matang, TNI AD dalam program modernisasi persenjataannya memilih untuk membeli helikopter serang Apache untuk di operasikan oleh Satuan Penerbangan Angkatan Darat. Melalui mekanisme FMS (Foreign Military Sale), Pe merintah Amerika Serikat dan Republik Indonesia mengadakan perjanjian kerjasama pembelian helikopter Apache varian terbaru (AH-64E Longbow) yang di jadwalkan tiba pada awal 2017.
Tulisan ini akan mengupas fitur andalan helikopter serang Apache serta aplikasinya dalam taktik bertempur TNI AD.
FITUR ANDALAN HELIKOPTER SERANG APACHE
Helikopter Serang adalah helikopter yang dirancang dan dibuat secara khusus serta dilengkapi dengan sistem persenjataan sehingga mampu menyerang, mengikat dan menghancurkan musuh atau sasaran di darat. Helikopter AH-64E Apache adalah helikopter yang berfungsi sepenuhnya sebagai Helikopter Serang (Attack Helicopter), dengan kemampuan sesuai peruntukannya.
Helikopter ini memiliki daya angkut yang besar untuk mengusung berbagai macam persenjataan dengan teknologi mutakhir. Persenjataan yang mampu diusungnya yaitu Kanon M230, Roket Hydra 70 (FFAR), peluru kendali AGM-114 Hellfire, AIM-92 Stinger dan AIM-9 Sidewinder. Selain itu, Helikopter Apache telah menggunakan teknologi Avionics yang termutakhir seperti Radar Longbow dan MTADS.
Peralatan MTADS helikopter Apache (photo : suwalls)
Peralatan MTADS helikopter Apache (photo : suwalls)
1. Radar Longbow
Radar Longbow adalah sistem radar yang dipasang di atas baling-baling utama helikopter Apache yang terdiri dari perangkat AN/APG-78 Fire Control Radar (Radar Kendali Tembak) dan AN/APR-48 Radar Frequency Inferometer (Radar Identifi kasi Frekuensi). Kedua perangkat tersebut akan memberikan masukan bagi sistem MTADS dalam memberikan informasi tentang sasaran dan pasukan kawan. Selain itu, perangkat ini dilengkapi dengan pendeteksi infra merah dari sumber luar untuk menghindari ancaman tembakan rudal darat-udara dan udara-udara. Kemampuan deteksi radar ini dapat mencapai 10 km pada kondisi yang cerah. Radar akan mendeteksi pesawat terbang, helikopter, senjata Arhanud, rudal darat-udara, tank, AFV, truk, dan kendaraan lainnya.
2. MTADS atau Multi-Target Acquisition and Designation System
adalah bagian dari sistem senjata yang bertugas mencari dan mengenali sasaran serta memberikan informasi untuk pilot di kokpit. Selanjutnya sistem tersebut akan menentukan sasaran yang paling berbahaya atau yang mengancam helikopter untuk ditembak terlebih dahulu. Sistem ini dapat memberikan informasi sampai dengan 20 target yang ditampilkan pada layar multi-fungsi di kokpit. Sistem ini sangat membantu pilot dalam mendeteksi ancaman serta mengurangi beban kerja di kokpit. Informasi yang diperoleh oleh helikopter yang dilengkapi dengan radar longbow dan MTADS ini dapat juga disebarkan kepada pasukan kawan (tank, infanteri, artileri, posko) secara instan.
Helm pilot AH-64E Guardian (photo : PEO)
Helm pilot AH-64E Guardian (photo : PEO)
3. AGM-114 Hellfire
adalah peluru kendali yang bekerja berdasarkan homing laser semi aktif. Hellfire didesain untuk menghancurkan sasaran bergerak seperti tank dan ranpur infanteri (IFV). Rudal ini dapat menghancurkan sasaran yang terletak sampai dengan 8 kilometer dari helikopter. Dengan demikian rudal ini memberikan tingkat perlindungan yang tinggi bagi helikopter serang yang terbang mendekati sasaran.

4. FLIR atau Forward Looking Infrared
yaitu perangkat elektrooptik yang dapat melihat objek pada kondisi gelap dengan menggunakan kemampuan pendeteksi infra merah. Kamera tersebut mampu melihat jauh dengan jelas serta memberikan informasi tentang objek yang dilihat berupa arah dan jarak, kecepatan bergerak, serta koordinat. Dengan demikian, praktis tidak ada yang tersembunyi dari kemampuan deteksi helikopter Apache ini.
5. Senapan mesin yang dikendalikan dari helm pilot
Helm yang dipakai pilot telah didesain sedemikian rupa sehingga pergerakan kepala pilot akan serta merta diikuti oleh moncong laras senapan mesin M230 kaliber 30 mm. Dengan demikian tanpa mengubah arah helikopter, pilot dapat menembaki sasaran yang dilihatnya secara cepat. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh helikopter serang manapun di dunia.
Angkatan Bersenjata dari berbagai negara telah menggunakan helikopter Apache sebagai unsur helikopter serang mereka karena berbagai fitur andalan di atas serta kiprahnya dalam pertempuran di Afganistan, Irak, dan Kosovo. Negara-negara pengguna antara lain United States Army, Israel Air Force, Royal Netherlands Air Force, Japan Ground SelfDefense Force, Yunani, Kuwait, Arab Saudi, Singapura, Uni Emirat Arab, Mesir dan AD Inggris.
Helikopter Apache melepaskan flare untuk mengecoh rudal (photo : wall-pix)
Helikopter Apache melepaskan flare untuk mengecoh rudal (photo : wall-pix)
PERANAN DALAM TAKTIK BERTEMPUR
Penerbangan Angkatan Darat, selaku operator helikopter Apache, memiliki fungsi Manuver Mobil Udara, Bantuan Tembakan Penerbad, Pengintaian Udara, Dukungan Kodal, dan Angkutan Udara lainnya. Dengan dimilikinya helikopter Apache, maka fungsi Manuver Mobil Udara, Bantuan Tembakan Penerbad, Pengintaian Udara, dan Dukungan Kodal Pertempuran meningkat secara signifikan. Helikopter serang dengan sistem senjatanya merupakan unsur yang efektif dalam meningkatkan keberhasilan operasi darat.
Manuver Mobil Udara
Peran helikopter serang dalam manuver mobil udara adalah sebagai unsur kawal Mobud dan pelindung. Sebagai kawal Mobud, helikopter Apache akan memberikan tingkat kewaspadaan situasi yang lebih tinggi karena bantuan radar Longbow dan MTADS yang dimiikinya. Helikopter Apache dapat mendeteksi pergerakan musuh terutama ancaman senjata Hanud dan Ranpur/Rantis musuh lebih awal.
Saat meninggalkan Titik Sebar (TS) dan menembaki sasaran untuk pendaratan unsur Helikopter Serbu, Helikopter Apache dapat melihat dan mendeteksi perubahan situasi di sasaran dan merespon lebih cepat karena teknologi dan MTADS tersebut. Helikopter Serang tidak perlu lagi terbang berputar untuk mendeteksi musuh secara visual melainkan melalui FLIR yang terpasang. Disaat yang bersamaan, informasi tersebut disebar melalui jaring komunikasi data ke Dansatgas Mobud serta Posko Utama.
Bantuan Tembakan Penerbad
Bantuan tembakan Penerbad yang terkoordinir di Puskorbantem akan lebih meningkat dari sisi pengenalan sasaran dan penunjukan sasaran. Melalu teknologi Laser Range Finder yang terintegrasi dalam FLIR, helikopter Apache dapat menunjukkan sasaran yang perlu ditembak oleh Satuan Artileri. Selain itu, pasukan darat dapat menunjukkan sasaran dengan perangkat laser yang dimilikinya yang selanjutnya ditembak dari helikopter. Dengan demikian, prinsip bantuan tembakan yaitu “cepat” dan “tepat” dapat tercapai dengan pelibatan helikopter Apache di sistem bantuan tembakan terkoordinir.
Kanon 30mm helikopter Apache (photo : falken1)
Kanon 30mm helikopter Apache (photo : falken1)
Pengintaian Udara
Fungsi pengintaian udara yang selama ini mengandalkan kemampuan visual dan optik terbatas akan meningkat secara signifikan dengan penggunaan helikopter Apache. Helikopter Apache yang dilengkapi dengan FLIR dan Longbow dapat dengan segera mengirimkan data tentang CUMEMU kepada Posko Utama guna menyempurnakan rencana operasi. Sebelumnya, seluruh data baru akan diolah jika helikopter pengintai telah kembali dan menyerahkan informasi yang didapat. Selain itu, seringkali operasi menjadi gagal karena pengintaian dilaksanakan dengan terbang ke atas atau mendekati sasaran agar dapat terlihat. Dengan menggunakan teknologi FLIR, maka helikopter tidak perlu terbang dekat sasaran karena dari jarak 10 km sasaran sudah dapat terlihat jelas.
Dukungan Kodal
Teknologi MTADS dan FLIR yang terintegrasi serta komunikasi data dengan Pos Komando meningkatkan dukungan Kodal bagi pasukan darat. Informasi tentang musuh yang secara riil ditangkap oleh sensor helikopter Apache akan berguna untuk keputusan yang diambil oleh Komandan satuan yang memerlukan.
Pengembangan Taktik Bertempur. Peran helikopter serang yang tidak bisa diabaikan seperti yang diceritakan dalam pendahuluan tulisan ini membuka cara berpikir kita tentang taktik kerja sama tank dan Penerbad. Dalam konteks perang terkini, helikopter serang merupakan pembunuh tank yang efektif. Pergerakan Batalyon atau Kompi Tank Tempur Utama dan Infanteri Mekanis, sebaiknya selalu bersama dengan unsur Helikopter Serang. Helikopter Serang yang dilengkapi dengan FLIR akan mendeteksi musuh lebih dini sehingga Komandan dapat segera mengambil keputusan yang tepat.
Manuver helikopter AH-64 Apache (photo : protossw)
Manuver helikopter AH-64 Apache (photo : protossw)
Saat ini, Doktrin Penerbad belum memasukkan Penerbad sebagai pasukan pengaman. Dengan semakin bertambahnya unsur Helikopter Serang yang dilengkapi dengan sistem senjata termutakhirnya, maka fungsi Penerbad dapat berkembang menjadi unsur manuver darat dan pengaman (security force). Penerbad dengan kemampuan helikopter serangnya bukan hanya sebagai unsur bantuan tembakan, akan tetapi dapat berperan sebagai unsur pengaman yang dapat menembak arah langsung jika musuh terlihat.
PENUTUP
Helikopter AH-64E Apache yang akan segera dioperasikan oleh Penerbangan Angkatan Darat merupakan suatu force multiplier bagi TNI AD. Alutsista yang pada teknologi tersebut akan memaksa satuan Penerbad khususnya dan TNI AD secara keseluruhan untuk lebih maju dan berubah ke arah yang lebih baik.
Walaupun ada kelemahan dalam sistem pemeliharaan helikopter Apache ini, akan tetapi secara operaisional helikopter tersebut akan memberikan dampak yang lebih positif.
Penulis : Brigjen TNI Benny Susianto, S.I.P., Pangdivif-2 Kostrad, materi ini ditulis saat menjabat Danpuspenerbad TNI AD
brigjen-benny-susianto

Sumber : Jurnal Yudhagama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar